Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
UDENG Sudirman masih tergolek lemah di sofa rumahnya di Kampung Babakan Limusnunggal RT 02/01, Kelurahan/Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (26/12). Lelaki bertubuh agak gempal itu sesekali meringis seperti menahan sakit.
Pada beberapa bagian tubuhnya masih terlihat luka memar. Lelaki berusia 45 tahun itu merupakan satu di antara korban selamat dari terjangan gelombang tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (22/12) malam.
Meskipun tampak masih shock, Udeng masih bisa diwawancarai sejumlah wartawan yang menyambangi kediamannnya. Ia ingat betul detik-detik terjadinya terjangan gelombang tsunami hingga mengakibatkan ratusan jiwa melayang dan korban lainnya hilang.
"Saat kejadian saya berada tepat di samping panggung. Saat itu grup band Seventeen sedang manggung," kata Udeng kepada wartawan membuka pembicaraan, Rabu (26/12).
Baca juga: Setelah Tsunami Datanglah Banjir
Udeng merupakan pegawai di PLN Kota Depok. Jabatannya sebagai Asisten Manajer Fasilitas dan Umum Kantor Induk Unit Induk Transmisi (UIT) PLN
Depok. Selama kegiatan gathering, Udeng merupakan bagian dari kepanitiaan acara.
"Siapapun tak akan menyangka bakal ada tsunami di tempat kami menggelar gathering. Apalagi saat itu cuaca cukup bagus. Pokoknya waktu itu tak ada tanda-tanda lah," jelasnya.
Hanya saja saat itu Gunung Anak Krakatau dilaporkan sedang aktif. Namun kondisi saat itu tak lantas disikapi dengan panik karena memang tak ada tanda peringatan dini apapun.
Petaka pun datang. Hanya berselang beberapa saat grup band Seventeen akan mengakhiri lagu kedua yang dibawakan mereka, dari balik panggung muncul terjangan gelombang tsunami. Saat itu tak ada satupun yang bisa menyelamatkan diri, termasuk Udeng.
"Saya tak ingat apa-apa lagi," kata Udeng.
Ia baru tersadar usai gelombang tsunami kembali surut. Saat itu ia tersangkut di atas sebuah pohon. Jika berhitung jarak dari lokasi kejadian, Udeng memperkirakan ia terseret gelombang tsunami hampir sejauh 2 kilometer.
"Saya mah sudah betul-betul pasrah. Tapi Allah SWT berkehendak lain. Saya masih selamat," ucapnya.
Saat masih berada di atas pohon, mata Udeng melihat situasi dan kondisi di sekitarnya. Terdapat sejumlah tubuh manusia yang ikut juga tersangkut di pohon tapi kondisinya sudah tak bernyawa.
"Saat itu saya berupaya bersikap tenang. Di bawah juga banyak yang sudah tak bernyawa lagi," tuturnya.
Sambil menahan rasa sakit pada bagian tubuhnya, Udeng berupaya turun dari pohon. Ia cukup mengenal daerah tersebut lantaran memiliki saudara di sana.
"Tak jauh dari lokasi bencana kebetulan dekat dengan rumah saudara. Saya pergi ke rumah saudara. Karena ponsel rusak, saya pinjam punya saudara. Kemudian saya hubungi adik di Sukabumi," kata Udeng.
Udeng tak berani menghubungi istrinya di Kota Sukabumi karena ia khawatir akan panik. Udeng minta adiknya segera menjemput ke lokasi bencana di Pandeglang.
"Saya menunggu di rumah saudara," jelasnya.
Udeng mengucap rasa syukur masih diberikan keselamatan dalam peristiwa bencana yang tak pernah terpikirkan akan dialaminya. Namun di balik itu, Udeng pun tak bisa menutupi rasa berduka karena rekan dan kerabatnya banyak yang ikut menjadi korban tewas dalam bencana gelombang tsunami tersebut.
"Kebanyakan memang yang meninggal itu karyawan PLN karena sedang ada acara gathering," imbuhnya.
Saat ini Udeng sudah berkumpul kembali bersama keluarganya. Ia tiba di rumahnya di Kota Sukabumi pada Minggu (23/12) petang. Kini ia pun berupaya memulihkan kembali rasa trauma dan sejumlah luka pada bagian tubuhnya akibat terbentur benda keras saat terseret gelombang tsunami.
"Saya mengalami luka pada rahang, lengan sebelah kiri, serta di kaki. Mungkin karena terbentur benda keras saat terseret ombak. Kalau yang lainnya tak begitu parah," pungkasnya. (OL-3)
Masyarakat NTT diminta tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu gempa dan tsunami yang beredar beberapa hari terakhir.
Dia menyebut informasi tersebut merupakan paparan peta bahaya wilayah Indonesia saat ini. BMKG selalu membuat potensi bencana dari ringan hingga terburuk.
Kabupaten Serang, Provinsi Banten, memiliki potensi risiko bencana tsunami mulai level sedang hingga tinggi.
Tanaman Butun, keben atau dikenal juga dengan putat laut ini pernah mendapat predikat sebagai Pohon Perdamaian di masa Bapak Presiden Soeharto.
Letak geografis Indonesia di pertemuan tiga lempeng, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik menyebabkan Indonesia rawan mengalami gempa yang dapat memicu tsunami.
Saat kejadian, Nurjanah mengaku sedang berada di dalam rumah dan hendak bersiap untuk tidur bersama sejumlah anggota keluarga lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved