Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Petaka Usai Makan Malam

Cindy
24/12/2018 21:30
Petaka Usai Makan Malam
(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

RITA Nunung Tri Kusyati, 52, terbaring di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan. Luka yang dideritanya cukup parah; tulang hidung, rahang, lengan, panggul, dan tulang ekor patah.

Luka-luka itu menganga saat gelombang air pasang menghujamnya begitu hendak menuju kamar di lantai dua Hotel Keraton Krakatoa, Serang, Banten. Hotel ini menjadi salah satu lokasi yang terdampak tsunami paling parah pada Sabtu (22/12) malam.

Pada 30 menit sebelum kejadian, Rita beserta lima anggota keluarga lain baru tiba di hotel. Tak lama selesai makan malam mereka langsung menuju lantai dua, kamar tempat mereka menginap. Rita datang belakangan.

Belum menginjakkan kaki di lantai dua, tubuhnya sudah diterjang gelombang. Badannya terempas. Terakhir, ia ingat wajahnya menabrak tiang. Setelah itu Rita tak sadarkan diri.

"Begitu sadar, saya sudah di kolong mobil," tutur Rita kepada Medcom.id, di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (24/12).

Beruntung suami Rita, Dadang Umbara, cepat menemukannya. Ia lantas segera dievakuasi ke tempat tinggi. Selama evakuasi, ia harus rela menahan rasa sakit di sekujur tubuh.

"Kita semua mencari tempat tinggi menggunakan mobil entah milik siapa. Berdelapan. Pas di tengah jalan, driver-nya lari sendiri. Jadi, suami saya yang bawa," tuturnya menceritakan kejadian saat evakuasi.

Di dalam perjalanan, mereka menemukan masjid dan menepi di sana. Merasa aman, mereka akhirnya berteduh di sana sambil menunggu pertolongan.

"Tim dari Basarnas baru tiba sekitar pukul 03.00 (23 Desember). Cuma bawa satu ambulans dan ada mobil lain. Saya dibawa dulu ke Rumah Sakit Krakatau karena paling parah kondisinya waktu itu," kata Rita.

Rita harus sabar menunggu tindakan medis karena tak ada puskesmas di dekat hotel. Operasinya juga harus ditunda lantaran tak ada tenaga medis yang sebagian dengan cuti Natal.

Gelombang tinggi dan tsunami melanda kawasan sekitar Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember 2018. Bencana itu menimbulkan korban jiwa dan kerusakan di sebagian daerah Banten dan Lampung.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin pukul 07.00 WIB musibah tersebut mengakibatkan 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang mengalami luka-luka, 57 orang hilang. Sementara, 11.687 orang mengungsi di lima kabupaten yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.

Ribuan personel gabungan TNI, Polri, BNPB, Basarnas, sejumlah kementerian lembaga, relawan dan masyarakat saat ini masih berusaha mengevakuasi dan mencari para korban. (Medcom/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya