Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
RELAWAN Jokowi Center Indonesia (RJCI) menegaskan keberadaan relawan harus sinergis dengan mesin partai pendukung koalisi khususnya calon anggota legislatif yang berlaga dalam pemilu 2019 mendatang.
RJCI berketetapan bahwa kemenangan di pilpres senafas dengan raihan kursi parpol koalisi yang mayoritas di lembaga legislatif.
Ketua Umum Relawan Jokowi Center Indonesia (RJCI) Raya Desmawanto mengatakan, kemenangan pasangan Jokowi-Amin senafas dengan dikuasainya kursi legislatif di semua tingkatan oleh anggota dewan yang berasal dari partai Koalisi Indonesia Kerja.
"Ini sesungguhnya tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, keberadaan relawan menjadi strategis sebagai supporting system untuk mewujudkan kemenangan pemilu 2019 yang sempurna itu," tegasnya, Selasa (27/11).
Raya mengungkapkan, fenomena relawan adalah ekspresi politik yang tak dapat dibendung. Apalagi, tidak semua warga negara suka bergabung dan memasuki dunia politik praktis yang diwadahi oleh parpol.
Baca juga: Kampanye Fitnah harus segera Diakhiri
Relawan, kata Raya, menjadi saluran alternatif untuk menampung kekuatan politik warga negara yang tidak doyan pada 'hard politic', bahkan yang sampai apolitik sekalipun.
"Relawan mengisi gap atau kesenjangan pilihan warga negara antara yang suka hard politik dengan soft politik. Relawan menjadi jembatan agar kelompok apolitik dan swing voter mau menggunakan hak politiknya, tentu saja suara untuk Jokowi-Amin," tegas Raya.
Menurutnya, keberadaan calon anggota legislatif dari parpol koalisi
Jokowi-Amin merupakan pasukan utama di garda depan kemenangan pilpres. Itu sebabnya, para caleg haruslah loyal pada keputusan dan instruksi partainya untuk memenangkan paslon capres-cawapres yang telah diusung.
"Caleg merupakan pasukan tempur politik terdepan di pilpres dan tentu saja struktur partai koalisi. Keberadaan relawan sebagai pasukan yang siap siaga, kapan saja bisa digerakkan. Terlebih, jika caleg parpol koalisi tidak mau mengampanyekan dan memenangkan Jokowi-Amin, relawan akan beralih menjadi pasukan combatan politik di lini depan untuk memenangkan Jokowi-Amin," kata Raya.
Raya menilai, aneh jika caleg koalisi tak mau atau juga takut
mengampanyekan dan memenangkan Jokowi-Amin. RJCI menilai tipe caleg
tersebut tidak memiliki idealisme perjuangan politik yang jelas. Raya
menilai caleg model begini tak layak menjadi anggota dewan karena tidak
memiliki prinsip yang tegak lurus dan loyal pada partai dan kesetiaan pada koalisi.
"Meminjam kata Bu Susi Menteri Kelautan Perikanan, caleg koalisi yang model begini layak ditenggelamkan. Ini tipe caleg opurtunis yang sudah pasti tidak memiliki prinsip dan keteguhan politik yang jelas. Hanya untuk mendapatkan kursi di Dewan, ia sudah menggadaikan garis dan instruksi politik partai. Bagaimana bisa teguh memenuhi janjinya kepada rakyat jika sudah terpilih," pungkas Raya. (OL-3)
Surat dari DPP PDIP dibutuhkan untuk menyelesaikan perbedaan tafsir terkait penetapan caleg yang sudah meninggal pada Pamilu 2019. Dia juga menjelaskan surat balasan dari MA.
Yasonna keluar dari Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 16.45 WIB. Jalur pulang dia berbeda dengan saksi lainnya.
Sidang akan digelar pada hari Senin (24/2) pukul 13.30 WIB di Kantor Bawaslu Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan.
Selain itu, Jokowi mengatakan, NasDem selalu konsisten mendukung dirinya saat bersama Jusuf Kalla maupun kini dengan KH Ma'ruf Amin.
Revisi UU Pemilu perlu disegerakan agar penyelenggara pemilu mempunyai waktu yang cukup dalam melakukan proses sosialisasi dan tahapan Pemilu 2024.
Peserta sekolah legislatif akan mendapatkan berbagai materi pelajaran tentang kedewanan sebanyak 40%, kepartaian 30%, dan pembangunan karakter 30%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved