Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Istana Ungkap Pertimbangan Prabowo Sodorkan 24 Nama Calon Dubes

Tri Subarkah
08/7/2025 14:29
Istana Ungkap Pertimbangan Prabowo Sodorkan 24 Nama Calon Dubes
Calon Dubes RI Abdul Kadir Jaelani (kiri).(Antara)

SEBANYAK 24 calon duta besar pilihan Presiden Prabowo Subianto sudah menjalani uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test oleh Komisi I DPR RI pada akhir pekan lalu. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi mengungkap sejumlah variabel yang dijadikan dasar bagi Prabowo memilih puluhan calon dubes tersebut.

Selain mempertimbangkan situasi global, Hasan mengatakan bahwa Presiden juga melihat kemampuan, modal sosial, keluwesan, serta jejaring yang dimiliki oleh ke-24 calon itu. Dari 24 nama yang disodorkan Presiden, Hasan mengatakan mayoritas, yakni 18 orang, merupakan diplomat karier pada Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

"Sisanya itu orang-orang yang dianggap punya kemampuan, punya modal sosial, punya keluwesan, punya kelincahan, banyak network di negara yang bersangkutan. Jadi kalau berbasis integritas, kompetensi, pengalaman, tidak melulu harus (diplomat) karier, tapi kompetensi, networking, tahu seluk-beluk sebuah negara itu menjadi pertimbangan penting juga untuk menunjuk seorang duta besar," terang Hasan di Jakarta, Selasa (8/7).

Sudah lama kosong

Hasan mengakui, sejumlah pos tempat calon dubes tersebut bekerja memang sudah lama kosong. Diketahui, KBRI di Washington DC sudah hampir kosong dua tahun setelah Rosan Roeslani ditunjuk sebagai Menteri Investasi pada Agustus 2024 oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo.

Menurutnya, pos-pos kosong kursi duta besar pada sejumlah KBRI harus sesegera mungkin diisi oleh pemerintah agar hubungan diplomatik Indonesia dengan negara sahabat menjadi lebih baik dan lebih erat. Hasan menekankan, hubungan erat yang dimaksudnya tak hanya soal diplomasi dan ekonomi, tapi juga peradmaian dunia.

"Ini penting. Pak Presiden selalu sampaikan, menciptakan tatanan dunia yang stabil. Karena begitu tatanan dunia tidak stabil, pasti punya impact terhadap banyak hal termasuk perekonomian negara kita," jelas Hasan. (Tri/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya