Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengatakan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan selama 4 bulan, harus kembali dievaluasi secara total mulai dari sistem standarisasi, efektivitas, transparansi hingga pengawasan.
“Temuan ICW bisa menjadi entry point untuk melakukan pembenahan mengenai tata kelola MBG. Jika terjadi perbedaan perbedaan terkait kuantitas, metode klinis hingga kualitas di berbagai sekolah, ini menjadi problem. Pemerintah harus menjelaskan perbedaan ini agar tidak terjadi kesalah pahaman atau potensi penyelewengan anggaran,” katanya kepada Media Indonesia, hari ini.
Menurut Trubus, pemerintah harus meninjau ulang peraturan teknis (juknis) dan peraturan pelaksana (juklak) MBG di setiap daerah. Dikatakan bahwa pelaksanaan MBG memiliki tantangan tata kelola yang besar sebab melibatkan stakeholders yang bercabang hingga di tingkat terkecil.
“Jadi harus jelas dan baku agar tidak terkesan setiap yayasan itu berjalan berbeda-beda, karena selama ini program MBG kesannya seperti tidak terorganisir dengan baik, sehingga tidak terwujud kolaborasi koordinatif,” tukasnya.
Trubus menilai, juknis dan juklak tersebut berfungsi sebagai panduan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya untuk melaksanakan program MBG secara seragam dan efektif.
“Berbagai masalah yang muncul mulai dari perbedaan kuantitas, gizi hingga belum dibayarkannya ribuan pegawai pada dapur MBG, menunjukkan bahwa ada masalah serius mengenai sistem pengawasan dan transparansi,” imbuhnya.
Menurut Trubus, Pengawasan merupakan elemen utama yang harus diperkuat. Bukan saja pengawasan yang bersifat top down dari pemerintah. BGN dan dapur-dapur pelaksana, namun harus ada pengawasan bottom up yang melibatkan publik dan kampus.
“Misalnya pelibatan masyarakat, bisa juga sebenarnya melibatkan pihak kampus dengan menyertakan mahasiswa pendidikan gizi dan kesehatan masyarakat. Tata kelola mulai dari penyediaan hingga distribusi dan pelayanan harus dievaluasi agar lebih transparan,” tukasnya.
Selain itu, pemerintah juga harus mengevaluasi sistem kerjasama atau kemitraan dalam pelaksanaan program MBG, pengadaan alat dan lahan dapur, hingga pola verifikasi dan audit yang diadopsi.
“Itu harus jelas, sehingga tidak terjadi perbedaan sistem kontrak antara satu dapur dengan dapur lainnya. Apakah harus bekerjasama dengan catering dan kantin, atau memasak dengan merekrut tenaga baru, itu juga masih berbeda-beda antara dapur,” ungkap Trubus.
Peran pemerintah daerah dengan segala perangkatnya yang bisa menjangkau dan mengawasi hingga ke pelosok desa juga harus dimaksimalkan. Menurutnya, hal itu harus disusun secara jelas dalam peraturan pelaksanaan dan teknis MBG yang memuat formulasi baku.
“Jenis makanan yang akan disajikan, jumlah kalori yang harus dipenuhi, cara pengadaan makanan, metode pendistribusian ke sekolah, dan mekanisme pengawasan terhadap pelaksanaan program dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program, itu harus kembali diperjelas,” pungkasnya. (Dev/P-1)
Penjamah makanannya yang dia kurang waspada dalam membeli bahan makanan.
Danna menegaskan MBG merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto sehingga niat jahat harus ditindak tegas.
Danna Harly mengungkapkan bahwa Yayasan Makan Bergizi Gratis (MBG) malah menagih Rp400 juta kepada korban terkait dugaan penggelapan pembayaran dana senilai Rp975.375.000.
Pihak kepolisian memeriksa mitra dapur dan Yayasan Makan Bergizi Gratis (MBG) berinisial MBN soal dugaan penggelapan dana sebesar Rp975.375.000 di Kalibata, Jakarta Selatan.
KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membantah adanya potensi fraud dalam pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) sebagaimana yang disebut KPK
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana meminta tambahan anggaran sebesar Rp50 triliun untuk Makan Bergizi Gratis (MBG). Dana itu untuk pelaksanaan MBG hingga Desember 2025.
Prabowo pun menceritakan perjalanan meluncurkan program MBG yang dimulai serentak pada 6 Januari lalu.
KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengusulkan tambahan anggaran Program Makan Bergizi Gratis atau MBG sebesar Rp100 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved