Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Daerah Kerja Madinah sekaligus Kepala Satuan Tugas Arafah, Ali Machzumi, mengingatkan jemaah calon haji Indonesia agar tidak perlu membawa peralatan masak saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Untuk jemaah haji mohon tidak perlu membawa alat-alat masak ataupun membawa bahan-bahan masak. Bawa alat masak justru akan membebani jamaah dan merepotkan jemaah saat prosesi di Arafah nanti," ujar Ali Machzumi di Makkah, Rabu (13/6).
Penegasan itu disampaikan Ali terkait adanya jemaah haji Indonesia yang hendak membawa alat masak magic com dan beras di Arafah.
Baca juga : Cek Kesiapan Puncak Haji, Menag Yaqut Wanti-wanti Jemaah soal Cuaca Panas
Ali mengatakan bahwa saat rangkaian puncak haji di Armuzna, jemaah akan mendapatkan konsumsi secara penuh, baik makan pagi, siang, dan malam. Karena itu, kata dia, jemaah tidak perlu repot-repot membawa alat masak yang justru bakal membebani mereka.
Pada musim haji tahun-tahun sebelumnya, jemaah haji Indonesia memang tidak mendapatkan jatah konsumsi selama prosesi ibadah Armuzna secara penuh.
Hal ini tak lepas dari sulitnya pendistribusian konsumsi mengingat padatnya kawasan itu selama hari tasyrik.
Baca juga : PBNU: Mabit di Muzdalifah dengan Murur Hukumnya Sah
Pada penyelenggaraan haji tahun ini, pemerintah menyediakan konsumsi secara full. Ini merupakan terobosan baru dan menjadi yang pertama dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia.
"Baik konsumsi nanti makan siang, makan malam maupun sarapan pagi, seluruhnya akan diberikan kepada jemaah haji selama berada di Arafah. Maka untuk jemaah haji mohon tidak perlu membawa alat-alat masak," kata Ali.
Kasi Konsumsi PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Beny Hermawan, menjelaskan jemaah akan mendapatkan 15 kali jatah konsumsi yang meliputi enam kali makanan siap saji serta sembilan makanan segar.
Baca juga : Jemaah Haji Dilarang Berpindah Tenda
Semua paket itu dibagikan pada H-1 pelaksanaan wukuf di Arafah yaitu pada 8 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah.
Jemaah juga masih mendapat tambahan snack (makanan ringan) serta konsumsi pelengkap lainnya. Seluruh menu disiapkan oleh penyedia yang telah ditunjuk.
Selain itu, kata dia, setiap maktab telah disediakan dapur untuk mengolah makanan-makanan siap saji yang sudah dikirim terlebih dulu.
Setiap tahunnya animo masyarakat yang ingin mendaftar untuk menunaikan ibadah haji terus meningkat, jika tidak ada penambahan kuota, tentunya semakin panjang daftar tunggunya.
Bantuan ini akan diserahkan langsung ke Kolinlamil (Komando Lintas Laut Militer) TNI Angkatan Laut Tanjung Priok dan dikawal langsung oleh BPBD Kota Bekasi.
Yaqut juga mengimbau jemaah untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisiknya. Sebab, haji merupakan ibadah fisik. Jemaah diimbau untuk cukup istirahat jelang keberangkatan ke Arab Saudi.
Hingga hari ke-28 operasional pemberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci, jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci berjumlah 198.273 orang yang terbagi dalam 505 kelompok terbang.
Di tempat penyimpanan logistik Arafah, tersimpan 1,58 juta paket konsumsi bagi jemaah. Paket itu berupa makanan siap saji, dan konsumsi tambahan.
Puasa Arafah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi umat Muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.
Seluruh jemaah di Madinah telah diberangkatkan ke Makkah Al-Mukarramah untuk melaksanakan umrah wajib dan dilanjutkan menjalani tahapan puncak haji.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saud menyiapkan 1.000 petugas untuk memaksimalkan pelayanan dan perlindungan jemaah saat puncak musim haji nanti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved