Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Forum Komunikasi KBIHU: Pelaksanaan Ibadah haji 2025 Banyak Tantangan dan Ujian Kesabaran

Syarief Oebaidillah
19/7/2025 09:23
Forum Komunikasi KBIHU: Pelaksanaan Ibadah haji 2025  Banyak Tantangan dan Ujian Kesabaran
Ilustrasi(Dok KBIHU)

TOKOH NU KH Manarul Hidayat yang juga Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (DPP FK KBIHU)  memandang penyelenggaraan ibadah  haji tahun 1446 H/2025 M banyak tantangan dan keistimewaan.
Kyai Manarul berpandangan keistimewaan haji tersebut  bukan dari sisi fasilitas atau teknis namun   ujian kesabaran tinggi.
Dia men contohkan   adanya pemisahan tempat tinggal antara anggota keluarga seperti suami-istri, anak dan orang tua, hingga satu kelompok yang tersebar di beberapa hotel berbeda.

“Kami melihat hal Ini bagian ujian kesabaran beribadah haji .Maka peran KBIHU menjadi penting membimbing jemaah haji..Kami doktrinkan kepada jemaah apapun yang terjadi  semuanya harus dihadapi dengan sabar,” tegas Kyai 
Manarul Hidayat di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Penyelenggaraan Haji yang digelar DPP FK KBIHU Jakarta, Kamis petang ( 17/7).

Kiai Manarul menekankan menguatkan kesabaran menjadimodal utama bagi jemaah sejak dari Tanah Air dalam beribadah haji di Tanah Suci. Kyai Manarul berseloroh jika membawa  sabar 10, setibanya di asrama haji  dapat berkurang sejak antre di WC hingga soal AC.

Kyai Manarul menyataka , PFK KBIHU mengingatkan jemaah  segala hal buruk yang terjadi di Tanah Suci sebaiknya tidak dibawa pulang ke Tanah Air menjadi bahan keluhan. “Kita tekankan kepada jemaah, apapun yang tidak baik di Tanah Suci jangan dikeluhkan kembali di Indonesia,” ujarnya.
Ia kembali menekankan pentingnya perbaikan di sisi internal KBIHU, terutama dalam hal penyempurnaan manajemen.

Kendati saat ini terdapat sekitat  2.000 KBIHU di seluruh Indonesia telah solid dan kompak, ia mengingatkan pentingnya koordinasi dan komunikasi yang terus diperkuat. Hemat dia,FK KBIHu bukan penyelenggara haji namun bertugas   pembinaan, bimbingan, dan pendampingan. "Namun kami merupakan  anak kandung resmi dari Kementerian Agama sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2019,” ungkapnya.

Kiai Manarul  menyoroti pentingnya posisi KBIHU dalam menjaga kesahihan ibadah jemaah haji. Dikatakan, fasilitas mewah seperti hotel dan makanan tidak menjamin sahnya ibadah, jika prosesi seperti thawaf, sa’i, dan lontar jumrah tidak dilakukan dengan benar.
“Kehadiran KBIHU menjadi sangat vital. Kami adalah organisasi yang menentukan sah tidaknya ibadah jemaah,” tandasnya.

Lebih lanjut dikemukakan diantara hal  penting dalam Rakernas yakni usulan perubahan rasio pembimbing terhadap jemaah. Saat ini, satu pembimbing mendampingi 135 jrmaah, yang terbagi dalam tiga bus. Menurut Kiai Manarul, beban ini amat berat dan kurang efektif.

“Kami sudah mengusulkan agar satu pembimbing mendampingi maksimal 90 orang, atau dua rombongan. Hal ini agar tugas pembinaan dan bimbingan bisa dilakukan lebih optimal,” pungkasnya.

Dalam kesempatan sama, Sekjen DPP PFK KBIHU, Cepi Supriatna menambahkan, Rakernas  bukan hanya menjadi ajang konsolidasi internal juga forum  memberi masukan kepada pemerintah agar penyelenggaraan ibadah haji ke depan makin berkualitas, inklusif, dan berorientasi pada ibadah yang mabrur.

Menurut Cepi yang pernah menjadi pimpinan Daker di Madinah ini , tugas utama KBIHU bukan mengurus layanan teknis seperti hotel, katering, atau transportasi, melainkan fokus pada aspek substansial ibadah. Dia menyoroti survey yang kerap melihat fasilitas.
“Survei kepuasan jemaah seringkali lebih menyoroti fasilitas. Padahal, esensi haji adalah ibadah. Di sinilah kehadiran FK KBIHU penting dan strategis ,” pungkas Cepi.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya