Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RATUSAN ton sampah menimbun tiga aliran Kali di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar). Ketiga aliran Kali yang tertimbun sampah itu ialah aliran Kali Baru, Kali Cabang Tengah, dan aliran Kali Angke.
Sampah itu terdiri berbagai jenis, mulai dari kemasan makanan plastik, bungkus deterjen, kantong plastik, dan sampah styrofoam
Kepala Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kota Depok Bahtiar Ardyansah mengatakan
Baca juga : Hujan Deras Bikin Ruas Jalan di Kota Depok jadi Genangan
ratusan ton sampah yang memenuhi aliran Kali Baru, Kali Cabang Tengah, dan aliran Kali Angke berawal dari penelusuran yang dilakukan oleh pihaknya pada Senin (19/2).
Parahnya, sampah itu mengeluarkan aroma tak sedap, sehingga cukup mengganggu warga sekitar.
“Tumpukan sampah di aliran kali dan sungai itu sangat mengganggu masyarakat, dan menuai keluhan dari warga sekitar, pasalnya tumpukan sampah yang terdiri dari kemasan makanan plastik, bungkus deterjen, kantong plastik, dan styrofoam itu berada di sekitar pemukiman warga,” kata Bahtiar.
Baca juga : Kebiasaan Buang Sampah ke Selokan Bikin Banjir di Depok saat Hujan
Bahtiar mengingatkan masyarakat, terlebih yang tinggal di bantaran kali dan sungai agar tidak membuang sampah ke kali dan sungai karena menimbulkan adanya bencana banjir dan menyumbat aliran air yang mengalir dari hulu ke hilir Kota Depok dan DKI Jakarta.
"Bila kita tidak menjaga kali dan sungai maka kita juga yang akan merasakan akibatnya," tutur Bahtiar.
Bahtiar mengatakan persoalan sampah memang menjadi masalah, apalagi jika tidak dikelola dengan baik.
Baca juga : Antisipasi Banjir, Dinas PUPR Angkut 8 Ton Sampah di Depok
"Masih saja ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan bahkan ke aliran kali dan sungai terkadang kali dan sungai ini juga tidak mengalir terlalu deras. Sehingga sampah ini menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap, " ucap Bahtiar.
Bahtiar menambahkan, saat ini kualitas kali dan sungai-sungai di Kota Depok terus mengalami penurunan akibat pencemaran ratusan ton sampah yang dibuang ke kali dan sungai
Dinas PUPR mencatat volume sampah yang dihasilkan 2,4 juta lebih warga Kota Depok mencapai 1,2 ton per hari dan 30 persennya tidak masuk ke TPA.
Baca juga : Sampah APK hingga Rumah Tangga Berserakan Usai Pemungutan Suara Pemilu di Depok
"Ada sekitar 30 persen timbulan sampah per hari yang tidak masuk ke TPA dan sebagian dibuang ke kali dan sungai," ungkap Bahtiar.
Menurut dia persoalan sampah yang menumpuk dan berserakan di badan kali dan sungai menjadi permasalahan serius yang dihadapi Dinas PUPR.
Guna menangani sampah di badan kali dan sungai, Dinas PUPR Kota Depok mengerahkan 137 personel sumber daya air serta mengoperasikan puluhan truk pengangkut sampah di kali dan sungai setiap hari. (KG/Z-7)
Dinas Kesehatan Kota Depok menggencarkan pemberian vitamin A bagi balita enam hingga 59 bulan dan pemberian obat cacing guna menangani permasalahan gizi
JUMLAH total kasus covid-19 di Jawa Barat, saat ini mencapai 427 kasus. Daerah dengan penjangkitan tertinggi ialah Kota Depok dengan 66 kasus, dan Kota Bandung sebanyak 63 kasus.
Bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok ini hendak pulang setelah merayakan perpisahan di Bandung.
Diketahui ada 9 korban yang meninggal dunia. Belum diketahui apakah yang meninggal adalah para penumpang bus karena kecelakaan melibatkan pengguna jalan lainnya.
Sampah yang terus turun dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung semakin menumpuk, terutama di area jembatan. Badan Kali Pasanggrahan yang menyempit membuat air meluap ke area pemukiman
Animo peserta yang mengikuti turnamen merupakan angin segar bagi pengembangan sepak bola putri di Tanah Air.
Jangka pendek, bahaya timbel bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi atau ingesti yang dihirup atau pun melalui makanan yang terserap oleh darah dan mengganggu fungsi organ.
Dalam prakiraan indeks kualitas udara (AQI) kota Bandung, dari Rabu (15/5) sampai Jumat (17/5), tingkat polusinya tidak sehat.
Limbah busa cukup lama bertahan karena adanya perbedaan level permukaan air dengan pintu air.
Limbah busa terjadi akibat tingginya kadar fosfat di dalam air serta gemericik yang terjadi di pintu air memicu timbulnya busa.
Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat penghuni rusun untuk memberikan pemahaman soal jenis-jenis limbah B3 dan dampak negatifnya.
KEPALA Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat, Apung Hadiat Purwoko, menyatakan perubahan sangat dirasakan di tujuh kecamatan di Bandung Barat yang langsung bersentuhan dengan Sungai Citarum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved