Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DINAS Lingkungan Hidup DKI Jakarta bakal menambah sembilan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) tahun ini sebagai upaya percepatan penanganan polusi udara. Dengan penambahan tersebut, ibu kota akan memiliki 21 SPKU.
“Hingga saat ini, Jakarta sudah memiliki 12 SPKU bertaraf reference-grade yang sudah berjalan, dan ditambahkan lagi sembilan di tahun ini. Targetnya, pada 2025, akan ditambah lagi menjadi 25 SPKU reference-grade. Ini merupakan jumlah yang ideal,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangan resmi, Rabu (17/1).
Kehadiran sembilan SPKU baru diharapkan bisa memberikan data kualitas udara yang lebih maksimal dan bisa menjadi rujukan utama semua pihak. Agar penerapannya maksimal, penyediaan SPKU juga didukung dengan regulasi lain yang bisa menaikkan kualitas udara Jakarta.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kembali Memburuk pada Minggu Pagi
“Tahun 2024 ini kita akan kebut penanggulangan kualitas udara di Jakarta. Selain menambah jumlah SPKU, juga menguatkan regulasi peningkatan kualitas udara, salah satunya melalui zona rendah emisi,” jelasnya.
Penambahan SPKU diharapkan dapat menjadi langkah percepatan pengurangan polusi udara. Selama 2023, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan data penurunan kualitas udara yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya hingga akhirnya menjadi sorotan publik. Asep menyebut hal tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, salah satunya ada rendahnya curah hujan di periode tersebut.
Baca juga: Kurangi Polusi Udara, Pemprov DKI Jakarta Perluas Layanan Integerasi Angkutan Umum
“Dibandingkan 2022, konsentrasi PM2.5 tahun 2023 cenderung lebih tinggi terutama pada musim kemarau, dipengaruhi munculnya gejala El Nino, yang menyebabkan curah hujan rendah dalam periode lebih lama (hingga Oktober), bahkan pengaruhnya berlangsung hingga bulan Desember,” tandasnya. (Z-11)
Sembilan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Rabu (9/7) pagi. Ketinggian air bervairasi, mulai 30 centimeter (cm) hingga satu meter.
Sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta masih dilanda banjir hingga Selasa (8/7) pukul 05.00 WIB. Banjir Jakarta terjadi karena hujan yang intens dan pasang air laut maksimum sejak Senin.
Pendaftaran peserta telah dibuka sejak Kamis (5/6) dan akan berakhir pada Jumat (4/7). Lalu peserta hadir audisi offline pada Sabtu (5/7).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 06.00 WIB, sebanyak 109 rukun tetangga (RT) di Jakarta masih baniir.
Acara ini menampilkan pertunjukan kolosal budaya pencak silat dan tarian tradisional Betawi oleh lebih dari 5 ribu pesilat dan 2 ribu penari dari berbagai padepokan dan sanggar di DKI Jakarta
Pakar mengatakan perbaikan arus lalu lintas di Jakarta bisa dilakukan tanpa harus menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk sistem baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved