Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemprov DKI Tambah 9 SPKU untuk Kebut Penanganan Polusi Udara

Putri Anisa Yuliani
18/1/2024 11:49
Pemprov DKI Tambah 9 SPKU untuk Kebut Penanganan Polusi Udara
Ilustrasi(MI/Ramdani)

DINAS Lingkungan Hidup DKI Jakarta bakal menambah sembilan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) tahun ini sebagai upaya percepatan penanganan polusi udara. Dengan penambahan tersebut, ibu kota akan memiliki 21 SPKU.

“Hingga saat ini, Jakarta sudah memiliki 12 SPKU bertaraf reference-grade yang sudah berjalan, dan ditambahkan lagi sembilan di tahun ini. Targetnya, pada 2025, akan ditambah lagi menjadi 25 SPKU reference-grade. Ini merupakan jumlah yang ideal,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangan resmi, Rabu (17/1).

Kehadiran sembilan SPKU baru diharapkan bisa memberikan data kualitas udara yang lebih maksimal dan bisa menjadi rujukan utama semua pihak. Agar penerapannya maksimal, penyediaan SPKU juga didukung dengan regulasi lain yang bisa menaikkan kualitas udara Jakarta.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kembali Memburuk pada Minggu Pagi

“Tahun 2024 ini kita akan kebut penanggulangan kualitas udara di Jakarta. Selain menambah jumlah SPKU, juga menguatkan regulasi peningkatan kualitas udara, salah satunya melalui zona rendah emisi,” jelasnya.

Penambahan SPKU diharapkan dapat menjadi langkah percepatan pengurangan polusi udara. Selama 2023, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan data penurunan kualitas udara yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya hingga akhirnya menjadi sorotan publik. Asep menyebut hal tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, salah satunya ada rendahnya curah hujan di periode tersebut.

Baca juga: Kurangi Polusi Udara, Pemprov DKI Jakarta Perluas Layanan Integerasi Angkutan Umum

“Dibandingkan 2022, konsentrasi PM2.5 tahun 2023 cenderung lebih tinggi terutama pada musim kemarau, dipengaruhi munculnya gejala El Nino, yang menyebabkan curah hujan rendah dalam periode lebih lama (hingga Oktober), bahkan pengaruhnya berlangsung hingga bulan Desember,” tandasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya