Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PULUHAN masyarakat mengenakan sarung tangan dan baju putih tanpa ragu turun ke Kali Pulo di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta, Selatan. Berbekal keranjang secara perlahan mereka memasukan sampah yang ada ke dalam keranjang. Kali yang awalnya penuh dengan sampah plastik, perlahan mulai terlihat bersih.
Pembersihan itu bagian dari HUT ke-128, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk. BRI mengadakan program bersih-bersih sungai di 100 titik sungai yang ada di Indonesia sebagai bentuk kepedulian mereka akan alam dan lingkungan.
Mengusung tema “Jaga Sungai Jaga Kehidupan New Chapter Kolaborasi BRI menanam”, Program BRI peduli dengan kegiatan pembersihan kali sekali waktu dari sampah-sampah
sehigga terlihat signifikan perbedaannya.
Baca juga: Avrist Assurance Laksanakan Bersih Sungai Cisadane dan Beri Edukasi Limbah Sampah
Tidak hanya membersihkan sungai, BRI juga mengedukasi lingkungan sehat dan pengelolaan sampah, serta penanaman atau penghijauan di sekitar Sungai. Selain itu juga mengajarkan masyarakat mengenai bahaya membuang sampah di kali atau sungai dan manfaat dalam menjaga kebersihan.
Implementasi dari kegiatan ini juga sebagai penerapan ISO 26000 dan Peraturan Menteri BUMN tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan. Mengurangi dampak lingkungan perkotaan-perkotaan perkapita yang merugikan, termasuk memberi perhatian khusus pada kualitas sungai dan penanganan sampah kota.
Baca juga: Antisipasi Banjir, Kodim 0723 Klaten Lakukan Penghijauan dan Bersihkan Sungai di Desa Burikan
Pemimpin Cabang BRI Pasar Minggu, Wahib Gunadi melalui keterangannya Senin (11/12) mengatakan, Indonesia memiliki 550 sungai yang tersebar di seluruh wilayah dan menjadi salah satu cadangan air tawar terbesar di dunia. Akan tetapi, 82% dari sungai tersebut, termasuk Kali Pulo ini telah tercemar dan kondisinya juga kritis, sehingga airnya tidak layak dikonsumsi.
“Padahal, sungai memiliki fungsi sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat, baik dalam kesehatan, ekonomi, sosial, maupun budaya. Melaui program ini, BRI memiliki tekad mengembalikan fungsi sungai dan juga sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya bagi lingkungan serta Masyarakat,” jelasnya.
Tidak semata membersihkan Kali Pulo, juga dilakukan pemberdayaan masyarakat. Normalisasi sungai dilaksanakan dengan pengerukan dan pembersihan, agar kapasitas sungai meningkat. Selain itu, terdapat pembangunan infrastruktur, seperti taman, ruang terbuka hijau, dan area ramah anak.
“Tidak lupa juga diadakan edukasi kepada masyarakat tentang pemeliharaan sungai yang sehat, agar setelah adanya program ini, sungai tetap bersih dan bermanfaat terutama bagi masyarakat yang tinggal tidak jauh dari sungai,” ujar Wahib.
Gunadi menambahkan, dalam program ini, masyarakat juga diberdayakan, contohnya seperti melakukan pemilihan sampah. Kemudian, masyarakat dapat mengolah dan menggunakan sampah organik untuk bahan pupuk kompos, pakan ternak, urban farming dan biogas. Tidak hanya itu, BRI juga memberikan alat pencacah sampah yang dapat digunakan untuk mengolah sampah anorganik, kemudian dijual ke pengepul sehingga masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
“Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat berdaya, secara sosial maupun ekonomi. Sungai terjaga dan meminimalkan potensi banjir, sehingga triple bottom line (people, planet, dan, profit) dapat terwujud,” sambungnya.
Berikut data 100 sungai yang dibersihkan di seluruh Indonesia, melalui program Jaga Sungai Jaga Kehidupan adalah, Medan 5 sungai, Pekanbaru 5 sungai, Padang 5 sungai, Palembang 5 sungai, Bandarlampung 5 sungai. Jakarta1, 7 sungai, Jakarta2, 7 sungai, Jakarta3, 7 sungai, Bandung 7 sungai, Semarang 6 sungai. Yogyakarta 7 sungai, Malang 6 sungai, Surabaya 6 sungai, Denpasar 6 sungai. Banjarmasin 5 sungai, Makassar 5 sungai, Manado 3 sungai dan Jayapura 2 sungai. (Z-3)
Desa Benteng, Kabupaten Bogor, bersolek menjadi salah satu desa wisata yang ada di Jawa Barat. Perjalanannya menjadi desa edu agrotourism boleh dibilang cukup panjang.
Kemajuan sistem pembayaran di Indonesia berkembang cukup pesat. Salah satu contohnya adalah penerapan pembayaran nontunai menggunakan gawai melalui QRIS
Pandemi covid-19 yang terjadi empat tahun lalu ternyata tidak melulu menjadi cobaan. Itu juga membawa keuntungan bagi beberapa pihak, salah satunya adalah Huggy Boo.
Huggy Boo, jenama fesyen lokal bertemakan pakaian keluarga ciptaan Novita Hapsari memiliki sebuah arti yang menarik. Huggy Boo sendiri diartikan sebagai memeluk kesayangan.
Perkembangan jenama Huggy Boo yang kini tengah dalam proses kerja sama dengan Marc Jacobs untuk dipasarkan di luar negeri, tidak membuat sang pemiliknya, Novita Hapsari, berpuas diri.
Fitri Aprilia memulai bisnisnya sebagai perajin makrame sejak 2019. Berawal dari coba-coba, usahanya tersebut kini berbuah manis dan terus berkembang.
Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah perempuan yang memulai bisnis selama pandemi, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum pria.
Seiring berkembangnya zaman, kesadaran masyarakat pun semakin meningkat atas pentingnya konsumsi buah dan sayur yang tidak hanya sehat tapi juga berkualitas baik.
Tujuan utama acara adalah untuk mendidik peserta tentang pentingnya pertanian perkotaan dalam mendukung keamanan pangan lokal.
Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wahyuni Indawati menyatakan bahwa kontak erat di rumah merupakan faktor risiko utama dalam penularan TBC anak
FROM this Island (FTI) jenama skincare milik aktris Maudy Ayunda meluncurkan produk perawatan bibir lllipe Plumping Lip Butter. Produk lip butter ini dari buah pohon tengkawang.
LINGKUNGAN memiliki peran penting dalam menstimulasi tumbuh kembang anak, termasuk sekolah. Oleh karena itu, sangat penting memilih sekolah untuk anak yang akan masuk taman kanak-kanak (TK)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved