Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BENCANA tanah longsor kembali terjadi di Kota Depok, tepatnya di Jalan Pitara, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Cipayung pada Minggu, (10/12). Longsor terjadi akibat guyuran hujan lebat.
"Pergerakan tanah disertai longsoran tebing menerjang beberapa lokasi di Kota Depok, Minggu (10/12). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa dari beberapa lokasi tersebut," kata Kepala Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kota Depok Bahtiar Ardiansyah.
Ia mengatakan pergerakan tanah terjadi akibat guyuran hujan lebat sejak Sabtu (30/9) sore.
"Pergerakan tanah terjadi sekitar pukul 4 dini hari tadi," ungkap Bahtiar.
Baca juga: Hujan Deras, Dua Lokasi di Temanggung Alami Longsor
Menurut Bahtiar tebing longsor setinggi 7 meter dengan panjang 20 meter terletak tak jauh dari pemukiman warga. Bahtiar menjelaskan dalam kasus tebing longsor ini tidak satupun rumah warga rusak terdampak pergerakan tanah.
"Rumah tidak ada roboh bahkan yang terancam longsor. Karena tidak dekat dengan tebing yang longsor," katanya.
Saat ini satuan tugas sumber daya air sedang melakukan pembersihan. Upaya tersebut dilakukan agar aliran Kali Cabang barat tidak tertutup atau tersumbat material longsor berupa bebatuan dan tanah.
Baca juga: Imbas Hujan, Tiga Turap di Bojongsari Depok Ambrol ke Saluran Drainase
“Satgas kami sedang berjibaku melakukan pembersihan, " ungkap Bahtiar.
Sejak dari awal Desember hingga Minggu (10/12) telah terjadi 44 kasus tebing longsor di Kota Depok. Dari semuanya ini tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami sedang menginventarisir semua tebing longsor dan saluran drainase yang jebol untuk diperbaiki. Saat ini pendataan dulu tahun depan diperbaiki dengan anggaran dinas, " pungkas Bahtiar.
(Z-9)
Daerah perlambatan kecepatan angin atau konfluensi terpantau memanjang dari perairan Barat-Bengkulu hingga Barat-Sumatera Barat, di pesisir selatan Jawa Timur hingga Jawa Tengah
Air laut pasang (rob) tersebut berdampak terhadap sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati.
Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Rabu, 23 Juli 2025, dengan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah
BMKG merilis prakiraan cuaca 21 Juli 2025: waspadai gelombang tinggi, hujan petir, dan potensi banjir rob di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
INTENSITAS hujan tinggi menyebabkan pergerakan tanah yang melanda di Kampung Gunung Gagak, Desa Sukawangi, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, meluas.
Tanah bergerak di Purwakarta itu mengarah ke utara, sementara posisi jalan tol berada di arah sebaliknya.
Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya mengatakan, dalam empat hari terakhir, area terdampak meluas hampir lima kali lipat, dari semula 2 hektare menjadi sekitar 10 hektare
Pergerakan tanah sudah makin meluas dan membuat kerusakan rumah bertambah. Tercatat ada 110 Kepala Keluarga (KK) atau 279 jiwa terdampak.
Selain puluhan rumah terdampak, pergerakan tanah ini juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan bahkan jalan akses kampung terputus.
Berdasarkan catatan sementara, sekitar 50 kepala keluarga atau lebih dari 150 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved