Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KETUA Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia ( AAKI) Trubus Rahadiansyah tidak sepakat dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang bakal mengatur jam kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) demi mengatasi kemacetan Ibu Kota.
“Gak setuju karena gak akan berpengaruh banyak terhadap tujuan awalnya untuk mengurangi kemacetan, karena persentasenya kecil untuk ASN,” kata Trubus saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Senin (8/5).
Lebih lanjut, Trubus mengatakan rencana kebijakan pengaturan jam kerja ASN tersebut akan menjadi masalah baru dalam kemacetan Ibu Kota.
Baca juga : 1.500 Polisi Dikerahkan untuk Antisipasi Jam Kerja Baru AS
“Macetnya makin macet, sore itu kan jadi jam nya kan, semakin malam pegawai swasta pulangnya sama, pegawai ASN Kementerian lembaga sama. Jadi, malah tambah macet lagi,” ujarnya.
Trubus menilai rencana tersebut tidak akan efektif untuk mengurangi kemacetan Ibu Kota. Pasalnya, total ASN Pemprov DKI tak sebanding dengan jumlah ASN yang masuk ke wilayah Jakarta.
Baca juga : Jakarta Macet Parah, Pemprov DKI bakal Ubah Jam Kerja
“Kalo untuk mengurangi kemacetan tidak efektif, kan Pemprov DKI ini ASN-nya sedikit, yang paling banyak itu Jakarta Kementerian Lembaga yang KL,” jelasnya.
Kedua, lanjut Trubus, kebijakan tersebut sebenarnya akan berpengaruh pada produktivitas masyarakat. Lantaran menurutnya pegawai swasta tetap tidak akan patuh menerapkan jam kerja ASN.
Apabila kebijakan tersebut diberlakukan, Pemprov DKI Jakarta diminta untuk memberi kompensasi bagi perusahaan swasta di Ibu Kota.
“Kalau misalnya mau menerapkan Pemprov harus kasih konsekuensi dong, jadi harus ada kebijakan insentif. Misalnya pajaknya diperingan atau apa bisa kan. Kalau gak bisa ya gak akan mau,” tuturnya.
Menurutnya, Ibu Kota dapat mengurangi polusi dengan menggenjot transportasi umum seperti mobil listrik.
Tak hanya itu, dirinya juga menyinggung soal jalan berbayar secara elektronik atau Electronic Road Pricing (ERP) guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas di DKI Jakarta.
“Kalau saya sih Pemprov DKI lebih baik mengeluarkan ERP jalan berbayar itu, tetapi jangan semua jalan diterapin, terutama untuk M.H Thamrin segitiga itu, jalan-jalan yang banyak kantor-kantor itu berbayar,” ungkapnya.
Kendati demikian, Pengamat Kebijakan Publik itu pun meminta, agar selaras sebaiknya rencana adanya jam kerja ASN perlu dikoordinasikan dengan Pemerintahan Pusat, sekaligus berkoordinasi dengan beberapa kota tetangga.
“Perlu berkoordinasi dengan negara tetangga seperti Bogor dan Tangerang, karena Jakarta kalau siang paling banyak dari pinggiran tetangga itu, jadi harus dikoordinasikan supaya ada kebijakan yang sama. Kalau Jakarta sendiri yang menerapkan mana ada manfaatnya, malah nanti menimbulkan protes-protes masyarakat,” tutupnya. (Z-8)
Usulan itu tersebut sebelumnya telah dilayangkan Korpri kepada Presiden RI Prabowo Subianto, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Menteri PAN-RB Rini Widyantini.
Pramono menerapkan aturan penggunaan transportasi umum bagi ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI sejak Rabu (30/4).
ASN dituntut untuk tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga kuat moral, serta empati untuk melayani.
PEMERINTAH telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Pramono minta para kepala perangkat daerah untuk mendata siapa saja ASN di perangkat daerahnya yang sudah maupun yang belum memiliki APAR di rumah masing-masing.
Menurut Toha, sikap tegas Presiden Prabowo untuk menyingkirkan pejabat yang tidak mampu bekerja secara profesional.
Pemprov DKI perlu menjelaskan bahwa ERP bukan pajak tambahan, melainkan mekanisme pengelolaan ruang jalan secara adil
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Bina Marga untuk menertibkan seluruh pembangunan atau proyek galian yang menyebabkan kemacetan di Jakarta.
Deddy menjelaskan bahwa tarif untuk kendaraan yang melintas di jalan yang terpasang ERP seperti di beberapa negara maju, jauh lebih mahal dibandingkan lewat jalan tol.
Polda Metro Jaya mengungkap kemacetan parah yang terjadi di ruas Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Jenderal Sudirman pada Rabu (28/5) disebabkan oleh tingginya volume kendaraan.
Integrasi jalan tol eksisting menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok dinilai merupakan solusi strategis untuk mengurai kemacetan di kawasan pusat distribusi logistik nasional tersebut.
Kemacetan disebabkan oleh kesalahan perencanaan operasi di salah satu terminal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved