Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PENGELOLAAN sampah di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten masih menjadi persoalan pelik dan amat serius. Pasalnya, tempat pengelolaan akhir, yaitu TPA Cipeucang nyaris tidak sanggup lagi menampung beban sekira 900 ton sampah setiap hari.
Selain itu, masih ada beberapa masalah lain yang menyebabkan persoalan sampah tidak bisa diselesaikan dengan segera. "Kerja sama Pemkot Tangsel dengan Pemkot Serang untuk penanganan sampah di TPA Cilowong dalam pelaksanaannya belum sesuai harapan meski sudah masuk tahun kedua perjanjian,” kata Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan Sri Lintang Rosi Aryani, Minggu (6/11).
Jika realisasi kerja sama itu sesuai harapan, menurut Lintang, masalah sampah tidak serumit seperti sekarang. "Penganggaran kerja sama selama tiga tahun dengan kompensasi sebesar Rp21,7 miliar ini mestinya dapat mengurangi beban permasalahan sampah di Kota Tangsel," tandasnya.
Karena persoalan sampah menjadi janji Pemerintah Benyamin Davnie dan Pilar Saga untuk segera diselesaikan, sambung Lintang, maka dia mendorong Pemkot Tangsel untuk mencari terobosan baru dengan memperhitungkan waktu hingga sebelum masa periode jabatannya habis. "Program penerapan inovasi teknologi mengubah sampah menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah harus segera direalisasikan," tegas dia.
Masyarakat, kata Lintang yang juga legislator dari Fraksi PKS , menunggu-nunggu kabar baik dari janji Pemkot dalam upaya penanganan sampah. Ditambah lagi, sambungnya, pentingnya Pemkot dapat mendayagunakan serta mengoptimalkan peran bank-bank sampah yang telah terbentuk di berbagai lingkungan masyarakat.
"Sekarang bagaimana kerja keras Pemkot dalam mengatasi sampah yang sebenarnya sudah dibekali dengan perangkat kebijakan yang ada. Jangan sampai target tak tercapai hingga akhir masa jabatan Benyamin dan Pilar Saga," pungkasnya. (OL-15)
Pertalindo mendorong berbagai upaya agar persoalan sampah bisa diatasi seiring terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan penyelesaian 100 persen masalah sampah pada tahun 2029. Pemerintah harus lebih gencar melakukan aksi di lapangan.
IGC 2025 menjadi side event dari kegiatan Konvensi Sains dan Teknologi Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KSTI).
Targetnya di 2026 tidak ada lagi kabupaten/kota yang menggunakan sistem TPS terbuka.
Limbah.id kembali mengukuhkan komitmennya terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan dengan menggelar kegiatan plogging pada Minggu (3/8) kemarin, di kawasan Cikini, Jakarta.
Sekdar Jabar Herman Suryatman mengatakan teknologi pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) bisa diterapkan untuk mengatasi meningkatnya beban TPPAS Sarimukti, Bandung Barat.
Dari pelayanan hukum badan usaha termasuk perseroan perorangan, legalisasi apostille, jaminan fidusia, kewarganegaraan dan pewarganegaraan, hingga pengelolaan harta peninggalan.
Masyarakat yang menerima tersebut berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang setiap bulannya diperbaharui.
Warga agar lebih waspada terhadap potensi kejahatan dan peristiwa keamanan lainnya seperti aksi tawur, penyalahgunaan narkoba, dan insiden kebakaran.
Integrasi ini sebagai solusi atas permasalahan administrasi pertanahan dan perpajakan yang selama ini berjalan terpisah.
Didik Suhardi menyampaikan apresiasi atas komitmen SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangsel serta masyarakat sekitar dalam menjaga pelaksanaan pendidikan.
Kegiatan ini sejalan dengan salah satu program prioritas Kemendikdasmen, yaitu Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial atau Koding dan KA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved