Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DPRD DKI Jakarta akan segera melakukan pembahasan Rancangan APBD DKI Jakarta 2023. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pun meminta anggota DPRD untuk memperhatikan pos-pos anggaran terutama yang berkaitan dengan kemacetan dan penanganan banjir.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta telah mengajukan Rancangan Kebijakan Umum APBD 2023 senilai Rp85,5 triliun. Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memiliki sejumlah prioritas anggaran termasuk yang berkaitan dengan penanganan banjir dan kemacetan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Pasangan Pelaku Diduga Kubur Bayi di Ciracas Diringkus
"Kepada jajaran DPRD DKI Jakarta saya telah mengingatkan bahwa setiap anggaran kegiatan pemerintah di tahun depan harus fokus menuntaskan dua masalah besar Jakarta, yakni banjir dan kemacetan. Kemudian pemulihan ekonomi serta antisipasi menghadapi resesi. Tidak ada lagi program kerja khayalan," ujar Prasetio dalam unggahan di akun Instagram, Jumat (28/10).
Di sisi lain, ia optimistis melihat Rancangan APBD 2023 yang diajukan Pj Gubernur Heru Budi.
"Optimistis Jakarta Makin Baik. Saya merasakan getaran optimisme dari rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD tahun 2023 yang dipaparkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov DKI Jakarta kemarin sore," ungkapnya.
Secara garis besar terjadi peningkatan sejumlah proyeksi pendapatan, sehingga besaran kebijakan umum APBD tahun 2023 yang diusulkan kepada Badan Anggaran DPRD DKI mencapai Rp85,5 triliun.
Sementara itu, rincian postur APBD DKI 2023 Rp85,57 triliun terdiri dari pendapatan daerah senilai Rp77,44 triliun dan penerimaan pembiayaan Rp8,12 triliun. Kemudian pengeluaran pembiayaan daerah senilai Rp8,19 triliun.
Diketahui, postur APBD 2022 yakni Rp82,7 triliun dengan rincian pendapatan daerah Rp77,4 triliun. Dari segi pembiayaan daerah, penerimaan pembiayaan dianggarkan Rp5 triliun, termasuk di dalamnya sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun 2021 Rp4 triliun. (Put)
Pemprov DKI perlu menjelaskan bahwa ERP bukan pajak tambahan, melainkan mekanisme pengelolaan ruang jalan secara adil
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Bina Marga untuk menertibkan seluruh pembangunan atau proyek galian yang menyebabkan kemacetan di Jakarta.
Deddy menjelaskan bahwa tarif untuk kendaraan yang melintas di jalan yang terpasang ERP seperti di beberapa negara maju, jauh lebih mahal dibandingkan lewat jalan tol.
Polda Metro Jaya mengungkap kemacetan parah yang terjadi di ruas Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Jenderal Sudirman pada Rabu (28/5) disebabkan oleh tingginya volume kendaraan.
Integrasi jalan tol eksisting menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok dinilai merupakan solusi strategis untuk mengurai kemacetan di kawasan pusat distribusi logistik nasional tersebut.
Kemacetan disebabkan oleh kesalahan perencanaan operasi di salah satu terminal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved