Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
DIREKTUR Pencegahan Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengatakan pelibatan generasi muda sangat penting untuk menangkal penyebaran paham radikalisme, khususnya di kalangan mereka sendiri.
"Pelibatan pemuda sangat penting dan sangat vital. Karena berdasarkan hasil survei 2020 lalu, sebanyak 12,2% masyarakat Indonesia yang masuk dalam kategori indeks potensi radikalisme didominasi para generasi muda," kata Nurwakhid seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (14/4).
Nurwakhid menguraikan, dari 12,2% itu, 85% di antaranya generasi milenial antara 20-39 tahun. Adapun sisanya generasi Z umur 14-19 tahun.
Dalam acara diskusi Pelibatan Pemuda dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme dengan Pitutur Kebangsaan di Depok, Jawa Barat, Rabu (13/4), Direktur Pencegahan BNPT itu mengatakan penting sekali peranan kaum pemuda dilibatkan dalam kontra radikalisasi, baik itu kontra ideologi, kontra propaganda, maupun kontra narasi terutama di dunia maya. Karena, sebaran paham intoleransi dan radikal itu lebih banyak didominasi melalui dunia maya.
"Karena hasil survei dari lembaga Setara Institute pada 2019-2020 konten-konten keagamaan di dunia maya didominasi sekitar 67% yang mana isinya tentang konten-konten keagamaan yang intoleran dan radikal. Sehingga banyak menyasar anak-anak muda terutama generasi milenial maupun generasi Z yang mayoritas menggunakan gadget atau menggunakan fasilitas dunia media sosial," ujar alumnus Akpol 1989 ini.
Terkait potensi radikal dan inoleransi di Kota Depok sendiri, mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri ini mengatakan, dalam menjalankan misi untuk merekrut para generasi muda, kelompok radikal ini sering kali memanipulasi, mendistorsi, dan memolitisasi agama.
"Dia menggunakan strategi taqiyah, di mana taqiyah ini berkamuflase untuk bersiasat menyembunyikan jati dirinya dan tamkin di mana tamkin ini adalah upaya untuk memengaruhi atau penguasaan wilayah maupun pengawasan pengaruh di seluruh lini," ujar mantan Kalpolres Jembrana ini dalam acara bertema 'Ekspresi Indonesia Muda' yang diselenggarakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Barat itu.
Baca juga: Wali Kota Bogor Siap Pantau Kenaikan Harga Bahan Pokok
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartanto mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Depok melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) akan terus membuat berbagai kegiatan bagi kaum pemuda agar terhindar dari penyebaran paham intoleran, radikalisme, dan terorisme.
"Tentunya kita membuat kegiatan-kegiatan di Kesbangpol dan berbagai hal dari mulai pelatihan kepemimpinan dan juga tentang kesatuan dan persatuan bangsa," ujar Imam.
Selain itu, pihaknya juga akan mengajak seluruh komponen masyarakat dalam melindungi generasi muda di wilayahnya agar terbebas dari radikalisme dan terorisme. Karena dalam konsep pembangunan di Kota Depok, pihaknya menggunakan konsep yang berkolaborasi dan partisipasi yang di antaranya melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
"Maka semua akan digawangi oleh Kesbangpol dan FKUB. Jadi kami Insya Allah bisa menyatukan semua komponen melalui dua lembaga itu baik Kesbangpol maupun melalui FKUB," ujarnya.
Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat mengatakan bahwa pihaknya sengaja menggelar acara dengan melibatkan kaum pemuda di Depok disebabkan sempat ada pemberitaan bahwa Depok menjadi kota intoleran.
"Untuk itu hari ini kita kumpul di sini dengan semua unsur semua kekuatan untuk melihat dan menyatukan persepsi lagi. Sehingga namanya kita kemas yaitu Ekspresi Indonesia Muda," ujarnya.
Diakuinya, dengan tema Ekspresi Indonesia Muda, diharapkan para generasi muda yang memiliki potensi besar bisa 'melawan' paham radikal intoleran tersebut.
"Apalagi bangsa Indonesia sendiri sedang mempersiakan usia 100 tahun atau satu abad dalam menyongsong Indonesia Merdeka nanti," ujarnya.
Oleh karena itu, pria yang juga Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Barat ini berharap dengan adanya acara tersebut maka kaum generasi muda akan memiliki ilmu dan bekal terhadap bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme sehingga pemikirannya tercerahkan. (Ant/S-2)
Semangat persatuan yang dibangun harus benar-benar mampu diwujudkan dan dipraktikkan dalam keseharian masyarakat.
INDONESIA mencatatkan nihil kasus serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, pertengahan tahun 2025. Hal itu disebut berkat peran dari berbagai pihak.
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
Riset ini mengungkap perbedaan mencolok dalam cara Gen X dan Millennial mengelola pendidikan, kesejahteraan emosional, pengeluaran, dan waktu bersama keluarga.
Banyak anak muda memilih menggunakan uang untuk hal-hal yang dirasa dapat membuat mereka melupakan tekanan hidup, misalnya dengan belanja online.
Tren pembelian rumah tapak di kawasan Tangerang, khususnya Karawaci, semakin diminati, terutama oleh generasi milenial dan pasangan muda.
Tingginya tekanan ekonomi dan lonjakan harga properti membuat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di kawasan industri seperti Bekasi semakin sulit memiliki hunian layak
Prudential menerbitkan produk asuransi kesehatan bagi masyarakat Indonesia, khususnya milenial dan generasi Z (gen Z).
Setiap generasi sudah pasti memiliki perspektif, gaya, dan harapan masing-masing dengan keunikan sendiri. Begitu pula dengan tantangan-tantangan komunikasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved