Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Kata Pedagang Soal Mahalnya Harga Minyak Goreng di Pasar

Selamat Saragih
13/2/2022 17:12
Ini Kata Pedagang Soal Mahalnya Harga Minyak Goreng di Pasar
Ilustrasi Pedagang memasukkan minyak goreng curah(Antara/Reno Esnir)

SEJUMLAH pedagang pasar tradisional di Jakarta menyatakan, penyebab masih mahalnya harga minyak goreng di pasar, karena tidak adanya distributor yang pasti akan memasok minyak goreng untuk pedagang pasar. Hal itu salah satu penyebab harga jual yang ditawarkan masih disesuaikan dengan harga beli di agen. 

"Harganya itu tidak stabil karena tidak ada kepastian pembeliannnya. Kalau beli dari agen itu harganya masih tidak pasti kadang naik, kadang turun. Beda di Indomaret atau ritel modern lainnya, mereka ada distributor pusatnya. Harganya pasti," kata Solihin, 42, pedagang di PD Pasar Jaya Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (13/2). 

Bahkan disebutkan para pedagang di pasar tersebut kesulitan mendapatkan jatah minyak goreng. 

"Sulit barang atau langka otomatis harga mengalami kenaikan," ujar Fatimah, pedagang di pasar itu. 

Dia mengaku masih menjual minyak goreng dengan harga lama. Untuk kemasan dua liter dijual Rp33.000. Sedangkan kemasan satu liter seharga Rp17.000. 

Baca juga : Dewan Pers Sesalkan Polres Tangsel Terbitkan SP3 Dugaan Intimidasi Wartawan

"Saya juga sudah jarang mengambil pada agen karena minyak goreng sering kosong," ujarnya. 

Menurut peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 6/2022, harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng diatur dengan rincian minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, kemasan sederhana sebesar Rp13.500 per liter, dan kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter mulai berlaku pada 1 Februari 2022. 

“Di pasar tidak bisa jual sesuai HET karena harga belinya saja sudah tinggi. Masalahnya itu tidak ada kestabilan harga dari agen-agen yang sesuai standar pemerintah," lanjut Fatimah. 

Menurut dia, agen juga kesulitan menjual minyak goreng sesuai HET karena sudah membeli dengan jumlah banyak. 

"Karena agen sudah beli banyak, jadi mereka menghabiskan stok yang ada," ungkap Solihin. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya