ANGGOTA Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Toriq Hidayat berpendapat, wacana kenaikan tarif dasar KRL Commuter Line akan dikeluhkan masyarakat karena menambah pengeluaran.
Pasalnya, saat ini harga kebutuhan pokok juga naik, minyak goreng misalnya. Rencana kenaikan tarif kereta menjadi Rp5 ribu pun dianggap semakin memberatkan beban yang ditanggung rakyat.
“Pandemi belumlah usai, bahkan ada varian baru covid-19. Seharusnya pemerintah menambah subsidi atas moda transportasi umum ini, daripada berwacana untuk menaikan tarif,” kata Toriq dalam rilis resmi, Jumat (14/1).
Baca juga: Petugas Damkar Evakuasi Buaya Peliharaan Warga di Jakarta Timur
Anggota Komisi V ini meyebutkan sepanjang tahun lalu terjadi penurunan pengguna KAI Commuter line. Untuk wilayah Jabodetabek turun sebanyak 19,6% dibanding jumlah pengguna KRL Jabodetabek sepanjang 2020 karena adanya PPKM.
“Akibat pandemi, hampir 20 % jumlah pengguna KAI Commuter line Jabodetabek turun di 2021," jelasnya.
Selain itu, usulan kenaikan tarif ini dituding bertolak belakang dengan semangat pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan moda transportasi umum massal perkotaan.
“Kenaikan tarif berpotensi melemahkan semangat masyarakat menggunakan moda transportasi umum masal. Ini tidak sesuai dengan kampanye pemerintah terkait peningkatan kesadaran penggunaan angkutan umum massal," sebutnya. (OL-4)