Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DIREKTUR Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, Tugabus Soleh Ahmadi (Bagus), menilai adanya temuan kandungan parasetamol di Teluk Jakarta menunjukkan kelalaian Pemprov DKI.
Adanya temuan kandungan paracetamol di teluk Jakarta, kata Bagus memperlihatkan ketidakseriusan Pemprov DKI melakukan perlindungan terhadap teluk Jakarta.
Padahal revitalisasi teluk Jakarta merupakan salah satu kegiatan strategis daerah.
"Seharusnya di tengah menyusun upaya revitalisasi, pencegahan terhadap beban pencemaran dilakukan terlebih dahulu, termasuk juga menginventarisir segala jenis atau parameter pencemaran," papar Bagus, Minggu (3/10).
Meskipun paracetamol bukan termasuk parameter pencemaran, lanjut Bagus, bukan berarti Pemprov DKI abai terhadap parameter-parameter lainnya yang mencemari teluk Jakarta.
"Temuan ini semakin menambah daftar panjang beban pencemaran di teluk Jakarta," terangnya.
Baca juga : Dalami Temuan Paracetamol, DLH Ambil Sampel Air Teluk Jakarta
Menurut Bagus, jika dugaan kandungan parasetamol ini berdampak pada makhluk hidup dan ekosistem teluk Jakarta maka semakin membebani masyarakat pesisir dan nelayan yang ruang hidupnya sangat bergantung dengan keberlangsungan teluk Jakarta.
Maka, Pemprov DKI Jakarta harus serius merespon temuan LIPI tersebut dengan mengkaji lebih luas dampak yang ditimbulkan kepada ekosistem teluk Jakarta.
"Kemudian mengevaluasi segera dan memonitoring seluruh fasilitas Kesehatan di Jakarta dalam hal penanganan limbah. Serta membuka kepada publik terkait rencana revitalisasi teluk Jakarta dan hasil pemantauan yang terlah dilakukan secara berkala kepada publik," pungkasnya.
Sebelumnya, sebuah studi mengungkap fakta soal air laut di Teluk Jakarta mengandung paracetamol. Penelitian dimuat dalam jurnal Science Direct, Agustus 2021, dengan judul 'High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia'.
Penelitian ini menganalisis sampel yang dikumpulkan di empat lokasi Teluk Jakarta, dan satu lainnya di pantai utara Jawa Tengah. (OL-2)
Puluhan ribu ikan naik ke permukaan setelah terjadi hujan deras dan aliran air mulai surut, hasil uji air sungai di titik pertama depan sebuah pabrik menunjukkan pH : 7,6
WARGA eks transmigrasi Desa Rantau Bakula, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan kembali memprotes kondisi pencemaran lingkungan di wilayah mereka.
Telusuri dampak mengerikan pencemaran tanah: dari kesehatan manusia hingga kerusakan ekosistem. Temukan contoh nyata dan solusi untuk bumi yang lebih sehat.
Tidak adanya standar pengujian mikroplastik dalam pangan dan lingkungan semakin memperparah kontaminasinya di dalam tubuh manusia.
Pemantauan baku mutu menjadi kegiatan penting untuk melihat informasi atau gambaran akan kualitas air sungai di wilayah itu.
Kuat dugaan, minyak itu berasal dari limbah pembuangan tambak udang ke laut karena lokasi pantai dekat dengan tambak udang.
Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan 8,32 ton sampah masuk Teluk Jakarta setiap hari.
Beberapa simulasi yang ditunjukkan di antaranya atraksi udara dari Tim Rajawali Laut Flight (RaLF) Puspenerbal, simulasi pembebasan sandera
Salah satu upaya mengatasi pencemaran Teluk Jakarta dengan pembuatan rumah kerang yang dimaksudkan ialah kawat brongsong hingga melepaskan cangkang kerang ke laut.
Sampah plastik ukuran mikroskopik (mikroplastik) yang mengalir dari muara sungai menuju Teluk Jakarta meningkat hingga 10 kali lipat, selama pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, trip Sunset Five didukung oleh Dinas Pariwisata (Dinpar) DKI Jakarta. Ipam mengaku Dinpar mendorong wisata baru ini.
"Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarannya dan akan membuat kebijakan untuk mengatasi pencemaran itu," kata Yogi saat dihubungi, Jumat (1/9).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved