Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Warga Petir Tinggikan Turap Kali Irigasi dengan Biaya Sendiri

Jaka Budisantoso
01/3/2021 20:53
Warga Petir Tinggikan Turap Kali Irigasi dengan Biaya Sendiri
Warga RW 03 Kelurahan Petir, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten dengan dana swadaya meninggikan turap kali irigasi.(MI/Jaka Budisantoso)

TIDAK ingin kebanjiran lagi, warga RW 03 Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, dengan biaya sendiri memperbaiki tanggul kali irigasi yang jebol saat banjir pada Sabtu (20/2) dan Minggu (21/2) lalu. Warga juga meninggikan turap sepanjang sekitar 75 meter agar air sungai tidak meluap.

Perbaikan tanggul dan peninggian turap kali di seputar Pasar Rubuh itu dilakukan sejak akhir pekan lalu dengan biaya sekitar Rp22 juta. Menurut Ketua RW 03 Maryudo, seluruh biaya berasal dari iuran warga.

"Tidak ada bantuan sama sekali dari kelurahan, kecamatan, atau Pemerintah Kota Tangerang. Kalau atas nama kelurahan tidak ada bantuan, tapi atas nama pribadi, Lurah Petir ikut menyumbang," ujarnya.

Maryudo menambahkan, warga tidak bisa menunggu lama untuk mendapatkan bantuan. Mereka memilih berswadaya memperbaiki dan meninggikan tanggul untuk mengantisipasi banjir. "Daripada 'tenggelam' lagi,'' ucapnya.

Pada banjir besar Februari lalu, ratusan rumah terkena dampak. Ketinggian air bervariasi hingga lebih dari 1 meter. Kerugian yang diderita warga pun tidak sedikit.

"Rata-rata setiap rumah bisa Rp2 juta hingga Rp3 juta. Kami sebenarnya berat juga meminta sumbangan untuk meninggikan turap ini, sehingga sifatnya sukarela," jelas Maryudo.

Bukan kali ini saja kawasan RW 03 Kelurahan Petir dan sekitarnya terendam banjir. Pada awal 2020, banjir yang terjadi bahkan lebih parah. Ironisnya lagi, sejak itu tidak ada upaya berarti yang dilakukan pemerintah setempat untuk mencegah banjir di wilayah tersebut.

Ruddy, salah satu warga RW 03, mengeluhkan kurang pedulinya pemerintah setempat dalam menanggulangi banjir di daerahnya. "Tidak ada perhatian dari pemkot sejak banjir besar awal 2020 lalu. Seharusnya sejak itu ada upaya serius, tetapi tidak itu tidak terjadi sehingga banjir kembali melanda wilayah kami setahun kemudian," cetusnya.

Pada banjir awal 2020, ketinggian air di rumah Ruddy sekitar 1,5 meter. Awal tahun ini, sudah tiga kali banjir menggenangi rumahnya dan yang paling parah terjadi pada Sabtu (20/2) yakni lebih dari 1 meter.

"Mudah-mudahan bapak-bapak pejabat di pemkot atau siapa pun yang berwenang tergerak hatinya untuk membantu kami rakyat yang berada di wilayah kewenangannya. Kami tak ingin kebanjiran lagi," ucap Ruddy.

Penyebab utama banjir di RW 03 Kelurahan Petir dan sekitarnya adalah tidak lancarnya aliran air kali irigasi selebar kira-kira 3 meter itu karena banyaknya jembatan yang rendah. Tidak hanya rendah, tidak sedikit pula jembatan yang dibuat dengan pondasi menjorok sekira setengah meter ke tengah kali. Kondisi seperti ini juga ada di kali irigasi yang masuk wilayah DKI Jakarta, bahkan lebih parah. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya