Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kehadiran Pasar Muamalah Dinilai Sebagai Infiltrasi Ideologi

Candra Yuri Nuralam
07/2/2021 11:07
Kehadiran Pasar Muamalah Dinilai Sebagai Infiltrasi Ideologi
Seorang warga melintas depan ruko pasar muamalah yang disegel polisi di Tanah Baru, Depok, Jawa Barat.(ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

HADIRNYA pasar muamalah dinilai bukan sekadar untuk membangkitkan ekonomi masyarakat. Pasar itu dinilai ingin menyusupkan ideologi tertentu ke dalam masyarakat.

"Saya lihat ada intens dari Pak Zaim Zaidi untuk menginfiltrasi (menyusupkan) ideologi tertentu dalam kegiatan pasar," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa Rudy S Kamri dalam diskusi Chrosscheck by Medcom.id dengan tema "Khalifah Berkedok Pasar Muamalah?", Minggu (7/2).

Pencetus pasar muamalah, Zaim Zaidi, dinilai sedang 'mencuci otak' masyarakat dengan cara bertransaksi kebutuhan pangan.

Baca juga: PDAM Depok Gratiskan Pemasangan Sambungan Baru Air Bersih

Setidaknya, kata dia, Zaim membuat masyarakat untuk menghindari penggunaan rupiah dalam transaksi.

"Saya menggabungkan dari narasi, tulisan, postingan, dan pendapat Zaim Zaidi bagaimana dulu dia menginisiasi munculnya pasal muamalah," ujar Rudy.

Rudy menilai Zaim tidak setuju dengan sistem finansial di Indonesia. Lalu, dia juga tidak suka dengan aturan berniaga yang ada di Indonesia.

Sehingga, kata dia, pasar muamalah merupakan bentuk 'pembangkangan' terhadap negara.

"Dia tidak setuju dengan pajak, tidak setuju dengan sistem perbankan dan sebagainya. Dia kemudian selalu mempromosikan dinar, dirham, dan fulus sebagai alat tukar pengganti mata rupiah yang sah," tutur Rudy.

Transaksi di pasar itu juga dinilai bertentangan dengan Pancasila. Rudy berharap masyarakat tidak terkecoh dengan trik seperti itu. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya