Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KELUARGA korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 atas nama Arneta Fauzia mempertanyakan keputusan maskapai Nam Air memindahkan Arneta dan tiga anaknya ke Sriwjaya Air. Keputusan tersebut keempatnya menjadi korban jatuhnya SJ-182.
Adik kandung Arneta, Adi Wahyudi, mengatakan kakaknya seharusnya berangkat dengan pesawat Nam Air pada pukul 07.00 WIB. Namun dikabarkan ditunda hingga siang hari.
"Karena ini kesaksian dari anak kandungnya yang tidak ikut ke Kalimantan. Delay menjadi pukul 2 siang. Tapi tiba-tiba kenapa dialihkan ke Sriwijaya Air," ujar Adi di Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta Timur, Selasa (12/1).
Baca juga: Arneta dan Tiga Anaknya Seharusnya tidak Naik SJ-182
Fakta Arneta seharusnya menggunakan maskapai Nam Air diperkuat dari foto tiket virtual yang dikirim ke suaminya. Tiket berlogo Nam Air memuat nama Arneta dan tiga anaknya.
"Saya baca di media, Pak Menhub (Budi Karya Sumadi) membantah adanya penumpang yang dipindah dari Nam ke Sriwijaya, tetapi tiketnya jelas. Mohon maaf, Pak Budi, kakak kandung saya, Arneta Fauzia itu, tiketnya Nam Air," jelasnya.
Perpindahan maskapai yang dinilai tanpa alasan jelas itu menimbulkan tanda tanya besar di benak keluarga Arneta. Usaha untuk mencari konfirmasi ke pihak Sriwijaya tidak membuahkan jawaban yang memuaskan.
"Kami konfirmasi ke pihak Nam Air, mereka bilang itu satu grup, oke kalau memang satu grup tidak masalah, tapi itu bukan jawaban yang memuaskan," tuturnya.
Keluarga Arneta ingin mengatahui standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan Sriwjaya Air Group saat hendak memindahkan penumpang dari satu pesawat ke pesawat lainnya. Ketidakjelasan itu menimbulkan berbagai macam prasangka negatif.
"Ini kan bukan angkutan kota main oper operan. Harusnya ada rilis publish. Ini pikiran negatif kami, takutnya, ini pikiran negatif kami ya, boleh dong, apakah pihak Nam Air, misalkan penumpangnya sedikit dialihkan sajalah, ini kan pikiran negatif, mohon maaf. Mudah mudahan salah dan tidak benar," tuturnya.
Ia berharap Sriwijaya Group dapat memberikan penjelasan yang secara terang kepada keluarga korban. Namun, mereka memastikan tidak akan menyeret permasalahan ini ke jalur hukum, melainkan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
"Jadi kami tidak cari kambing hitam dan kesalahan dari pihak manapum, kami hanya ingin jelasnya seperti apa. Harusnya Nam Air take off jam 7 delay kenapa. Terus dialihkan ke Sriwjaya kenapa? Sementara, saya baca di media, Pak Menhub membantah ada perpindahan Nam ke Sriwijaya," tegasnya. (OL-1)
FANDY Lie (FL), adik bos Sriwijaya Air Hendry Lie segera diadili dalam kasus tindak pidana korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah.
KEJAKSAAN Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) menyampaikan pihaknya belum dapat memanggil bos Sriwijaya Air atau tersangka dari kasus korupsi timah, Hendry Lie alias HL
Permasalahan yang dimaksud yaitu perubahan thrust lever (tuas dorong) sebal kiri menjelang ketinggian 11 ribu kaki.
Nurcahyo mengaku pihaknya tak mengetahui penyebab suara pilot tak terekam. Diduga, pilot tidak menggunakan headset atau perangkat komunikasi selama mengudara.
“Bahwa benar adanya akun Instagram Sriwijaya Air telah diretas, dan kini kami berupaya secepatnya agar akun tersebut pulih seperti sediakala."
Pihaknya mengharapkan penyesuaian tarif tiket tersebut dapat membantu meringankan beban biaya operasional penerbangan yang tinggi sebagai imbas naiknya harga avtur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved