Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
MENTERI Sosial Tri Risma Hariyani kembali melakukan blusukan di sejumlah titik wilayah Jakarta Pusat. Dia berupaya menemui gelandangan dan pengemis agar mau direlokasi.
Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memiliki pandangan lain. Menurutnya, banyaknya gelandangan dan pengemis di Jakarta adalah warga musiman, yang hanya datang ke Jakarta pada periode tertentu.
Mereka datang untuk mengemis dan kembali pulang ke kampung halaman, ketika sudah merasa cukup dengan pendapatannya. Ariza, sapaan akrabnya, memandang banyaknya pengemis musiman juga disebabkan warga DKI yang memiliki kepedulian sosial tinggi.
Baca juga: PDIP: Penanganan Covid-19 di DKI Hanya Kuat Narasi
Diketahui, masih banyak warga yang memberikan sedekah langsung kepada pengemi. Terutama pada periode tertentu, seperti Ramadhan dan pandemi covid-19.
"Itu musiman seperti juga waktu awal-awal covid. Itu awal Ramadhan juga terjadi beberapa tempat, sperti di Tanah Abang. Rupanya setelah kita pelajari, memang ada warga yang setiap malam itu memberikan uang keliling sebesar Rp50 ribu," papar Ariza di Balai Kota, Selasa (5/1).
Meski banyak pengemis musiman yang berasal dari luar Jakarta, pihaknya tidak bisa serta merta menutup Jakarta dari pendatang. Sebab, wilayah Ibu Kota selalu terbuka bagi pendatang yang hendak mencari pekerjaan.
Akan tetapi, Ariza berharap kesejahteraan bisa merata di seluruh daerah. Sehingga, menahan laju pendatang yang mencari pekerjaan di Jakarta.
"Kebijakan Pemprov tidak melarang orang dari daerah yang masuk ke Jakarta. Namun, kita ingin kalau ada warga dari provinsi lain, biasanya sehabis Idul Fitri, kita minta dipastikan dulu kerjaannya ada. Jadi, kalau ingin mengadu nasib di Jakarta harus jelas pekerjaannya," imbuhnya.
Baca juga: Polisi Kembangkan Kasus Kokain dalam Paket Mainan Anak dari Jerman
Politikus Partai Gerindra menyebut mayoritas pengemis tersebar di sekitar jalan protokol. Sebab, menjadi pusat keramaian masyarakat Jakarta. Menyadari bahwa pengemis di Jakarta adalah pengemis musiman, bukan berarti Pemprov DKI Jakarta hanya berpangku tangan.
Pihaknya sering melakukan penertiban dan pembinaan terhadap pengemis yang mayoritas berasal dari luar Jakarta. Bahkan, Dinas Sosial DKI Jakarta memiliki petugas khusus yang disebut Pasukan Ungu, untuk menyisir Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Seperti, gelandangan, pengemis, pengamen, hingga orang dengan gangguan jiwa.
Dia pun tidak keberatan jika Menteri Sosial ingin terjun langsung mengatasi masalah PMKS di Jakarta. Menurutnya, masalah kesejahteraan rakyat menjadi tanggung jawab bersama seluruh pihak baik pemerintah pusat maupun daerah.(OL-11)
Selain mempersiapkan sarana dan prasarana sekolah rakyat, Kementerian Sosial juga menggelar pelatihan untuk mendukung kualitas pengajaran
Sebelumnya, ditemukan lebih dari 1,9 juta penerima bantuan yang tidak sesuai kriteria (inclusion error), serta sejumlah warga yang layak tetapi belum masuk daftar (exclusion error).
Banjir rob selama ini menjadi bencana langganan yang dialami warga di Desa Eretan Kulon. Rob bahkan tidak datang hanya sekali, namun bisa dua kali dalam sehari.
Dua strategi di atas membutuhkan sinergi dari berbagai pihak agar berhasil. Termasuk dalam hal ini sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
MENTERI Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengatakan sekolah rakyat saat ini telah tersedia di Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Barat (Jabar).
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf langsung meninjau lokasi Sekolah Rakyat yang berada di Gedung Wiyata Guna, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved