Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMPROV DKI Jakarta diminta berhati-hati dalam menerapkan metode kegiatan belajar mengajar (KBM) campur atau 'blended learning'. Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Fahriza Marta Tanjung mengatakan kasus covid-19 di Jakarta saat ini masih tinggi.
"Pada kasus DKI, saya kira perlu kehati-hatian yang ekstra untuk melaksanakan PTM mengingat penularan virus covid-19 masih sangat tinggi. Tentunya akan menjadi atensi khusus bagi orangtua untuk mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM)," kata Fahriza saat dihubungi Media Indonesia, Senin (4/1).
Baca juga: Penyesuaian Kurikulum Harus Dilakukan Pada Penerapan KBM Campur
Izin orangtua peserta didik menjadi salah satu syarat PTM bisa dilakukan namun diharapkan bukan menjadi syarat yang utama. Persyaratan utama terjadinya PTM tetap harus kebijakan pemerintah daerah dalam melihat perkembangan kasus covid-19.
"Dan kesiapan sekolah untuk menyediakan sarana serta menerapkan protokol kesehatan harus didahulukan. Bukan persetujuan orangtua yang dikejar. Yang terjadi kan justru sebaliknya, ketika pembagian raport semester ganjil kemarin banyak sekolah yang menyebarkan surat persetujuan orangtua," tukasnya.
Di sisi lain, selama KBM campur belum dilaksanakan, ia menegaskan harus terus-menerus ada pendampingan dari Dinas Pendidikan kepada para orangtua agar bisa mendampingi anak-anak melanjutkan pembelajaran jarak jauh.
"Yang menjadi catatan adalah harus ada penguatan terhadap orang tua yang mendampingi anak-anaknya dalam melaksanakan PJJ," ungkapnya.(OL-5)
Politikus Partai Persatuan Pembangunan Hasbiallah Ilyas mendukung pembukaan sekolah tatap muka di zona hijau covid-19.
"Karena memang kita tak ingin sekolah jadi klaster baru sebagaimana di negara-negara lain yang dirasa aman," ungkap Ariza
PEMPROV DKI Jakarta belum bisa memastikan kapan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dibuka kembali.
Pemprov DKI Jakarta akan melakukan kajian dan membahasnya dengan lintas SKPD.
Anies mengatakan belum bisa memastikan kegiatan tatap muka sekolah kapan bisa dilaksanakan karena harus melihat dulu perkembangan pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).
Menurutnya, jenjang-jenjang yang lebih rendah nantinya akan secara bertahap dibuka setelah ada keputusan yang lebih lanjut.
PEMBELAJARAN jarak jauh (PJJ) yang sudah berlangsung sekitar sembilan bulan akibat pandemi covid-19 memiliki banyak tantangan.
Tidak ada rencana untuk memberikan Aditya sanksi akibat tidak bisa mengikuti PJJ sampai enam bulan.
Pemprov DKI Jakarta akan memberikan solusi bagi siswa tidak mampu yang tidak punya ponsel pintar dan harus menjalani pembelajaran jarak jauh.
KETERSEDIAAN perangkat elektronik seperti ponsel pintar untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) ternyata tidak hanya dirasakan siswa di pelosok daerah.
Sejauh ini, JakWifi telah terpasang di 1.200 titik yang tersebar di 445 RW kumuh.
SEBANYAK 171.998 peserta didik di Jakarta tidak memiliki gawai untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved