Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

MRT Jakarta Kembangkan Pendapatan Non-Tiket

Hilda Julaika
14/12/2020 12:10
MRT Jakarta Kembangkan Pendapatan Non-Tiket
Suasana di salah satu stasiun MRT Jakarta(MI/Permana)

PT MRT Jakarta berupaya mengembangkan bisnis non-tiket. Pasalnya, jumlah harian pengguna jasa MRT Jakarta pada Januari dan Februari 2020 mencapai sekitar 88 ribu orang dan skalanya naik menuju target 100 ribu orang per hari. Namun, awal Maret sampai dengan Mei menurun drastis.

Lalu, awal Juni mulai bergerak naik. Namun, per 8 Desember 2020, rata-rata pengguna jasa MRT Jakarta mencapai 27.901 orang per hari. Dari sisi bisnis, pendapatan tiket tersebut tidak mencapai harapan. PT MRT Jakarta (Perseroda) berinisiatif mengembangkan pendapatan non-tiket, salah satunya ialah periklanan.

"Kita memanfaatkan pilar-pilar stasiun layang sepanjang koridor MRT Jakarta dengan pemasangan LED dan LCD. Tahun pertama ini, terdapat 438 pilar neonbox dan 50 pilar LED," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (14/12).

Pihaknya juga merambah ke bisnis digital melalui kerja sama dengan perusahaan rintisan maupun anak muda yang bergerak di bidang ekonomi digital dan pembuatan program digital yakni melalui MRTJ Accel dan MRTJ Star Track Incubation program yang diluncurkan beberapa bulan lalu.

Baca juga: Dampak Pandemi, Rata-Rata Penumpang Harian MRT tak Capai Target

Sejak awal beroperasinya, PT MRT Jakarta (Perseroda) telah mendapatkan pemasukan dari berbagai sektor non-tiket selain periklanan yaitu retail, telekomunikasi, hak penamaan, dan pengembangan kawasan berorientasi transit. Meskipun terdampak oleh pandemi, pada 2020 ini, sektor nontiket menghasilkan pendapatan sekitar Rp370 miliar. Angka ini terhitung lebih baik dari tahun lalu.

"Kita dibantu dengan pendekatan dari non-fare box revenue," tutur William.

Dia juga menyebutkan kondisi perusahaan masih positif, arus kas (cash flow) positif sehingga tidak ada pengurangan karyawan. Pelayanan pun masih baik.

"Bahkan, dari hasil survei kepuasan pelanggan (customer satisfaction index), angkanya mencapai 86%. Lebih bagus dari tahun lalu yang ada di angka 82%. Artinya penumpang masih sangat puas naik MRT Jakarta meskipun dalam situasi pandemi," tukasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik