Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Anies Akui Covid-19 Bikin Pengangguran di Jakarta Makin Tinggi

Hilda Julaika
06/11/2020 12:25
Anies Akui Covid-19 Bikin Pengangguran di Jakarta Makin Tinggi
Pencari kerja mencari informasi lowongan kerja di area 'Job For Career Festival', di Istora Senayan, Jakarta.(ANTARA/Galih Pradipta)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui adanya peningkatan angka pengangguran di DKI Jakarta. Hal itu terjadi lantaran ekonomi terkontraksi sebagai dampak pandemi covid-19.

Sebelumnya, Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya angka pengangguran yang meningkat tajam di DKI Jakarta. Tingkat pengangguran terbuka di DKI Jakarta merupakan yang paling tinggi dari 34 provinsi di Indonesia. Pada Agustus 2020, jumlah pengangguran di DKI Jakarta mencapai 10,95%.

“Jadi memang pandemi ini berdampak di aspek sosial, aspek ekonomi, aspek kegiatan keagamaan, dan otomatis kemudian tercermin pada angka-angka partisipasi tenaga kerja,” kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Jumat (6/11).

Baca juga: Ini Syarat Bioskop di DKI Bisa Naikkan Kapasitas Penonton

Menurutnya, selama krisis kesehatan karena pandemi covid-19 ada, maka ekonomi akan terdampak. Salah satunya pada serapan tenaga kerja hingga ketersediaan lapangan kerja juga terganggu.

“Selama krisis kesehatan ini belum tuntas pengendaliannya, kita akan selalu menyisihkan dampak ekonominya. Dan dampaknya, salah satunya adalah serapan tenaga kerja, ketersediaan lapangan kerja terganggu,” ungkapnya.

Untuk itu, pemerintah akan terus berupaya melakukan 3T, berupa meningkatkan testing, tracing secara optimal, dan melakukan isolasi serta treatment bagi mereka yang terpapar.

Namun, hal ini harus didukung oleh masyarakat juga dengan menerapkan protokol kesehatan 3M dengan ketat. Seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

“Selama kita belum mengendalikan penularan ini dengan tuntas, efek terhadap ekonomi selalu terasa. Karena krisis yang muncul di sektor perekonomian bukan semata-semata karena salah hitung investasi, bukan karena ada kegiatan perekonomian yang salah, tapi lebih karena side effect dari kesehatan,” pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya