Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Gubernur Jawa Barat Sebut Pasien OTG Covid-19 di Depok Meroket

Kisar Rajaguguk
07/10/2020 12:14
Gubernur Jawa Barat Sebut Pasien OTG Covid-19 di Depok Meroket
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) berbincang dengan petugas saat meninjau Fasilitas Labkesda Kota Depok(ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim kasus Orang Tanpa Gejala atau OTG di Kota Depok meroket. Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan covid-19 pada Maret, angka kasus OTG di daerah perbatasan DKI Jakarta dan Kabupaten Bogor ini telah di angka 7.000 atau tepatnya 7.425 kasus.

Karena itu, Gubernur meminta penderita OTG di Kota Depok agar menjalani isolasi mandiri atau menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) khusus covid-19.

"Untuk pasien OTG untuk bisa dirawat di tempat khusus. Sehingga tidak tercipta klaster keluarga yang saat ini sedang tinggi-tingginya di kawasan Kota Depok. Untuk klaster keluarga kita sepakat memindahkan OTG-OTG yang rumahnya tidak memadai untuk segera dirawat di fasilitas negara ataupun gedung yang disewa seperti hotel dan lainnya. Ini saya perintahkan juga segera dilakukan,” kata Emil sapaan Ridwan Kamil, Rabu (7/10).

Saat ini yang sudah siap menjadi tempat karantina bagi OTG di Kota Depok adalah Wisma Makara Universitas Indonesia (UI). Di sana, tersedia sekitar 120 tempat tidur. Namun hingga saat ini segala kesiapan masih dipenuhi.

“Yang penjemputan OTG kita ada satu titik menunggu keputusan BNPB yaitu di makara UI. Jika hal itu bisa dilakukan, minggu ini pun bisa dilakukan penjemputan. Target pekan depan,” ucapnya.

Baca juga: 99 RW di Depok Ditetapkan Berisiko Tinggi Penularan Covid-19

Sementara itu, Pjs Wali Kota Depok Dedi Supandi menegaskan di Makara UI tersedia kapasitas 120 tempat tidur. Itu akan digunakan untuk skala prioritas, karena disadari tidak akan mampu menampung semua pasien OTG yang ada.

“Kita klasterisasi ada aspek lingkungan rumahnya tidak memenuhi syarat kita dahulukan itu,” ucapnya.

Pihaknya juga sedang membidik lokasi lain yang kemungkinan dapat digunakan untuk isolasi pasien OTG. Mulai dari ruang publik, ruang milik negara ada hotel.

“Yang ruang publik itu ada di Cilodong, yang milik Kemendikbud semua masih proses koordinasi, ketiga Makara, hotel atau wisma. Ini semuanya kita sedang lakukan. Kapasitas semua akan menjadi bahan meningkatkan ruang isolasi mandiri,” tutur Dedi.

Dedi juga akan menyambangi tujuh kelurahan yang tercatat memiliki kasus tertinggi yaitu Kelurahan Sukatani (160) di Tapos, Abadijaya (166) dan Mekarjaya (170) di Sukmajaya, Mekarsari (179) dan Tugu (181) di Cimanggis, Sukamaju (176) di Cilodong, Tanah Baru (157) di Beji.

“Selain itu, di Minggu ini, tujuh kelurahan yang memang kasusnya tertinggi, rencananya diserbu oleh seluruh divisi gugus tugas mulai dari pencegahan sampai penanganan. Tujuh kelurahan yang tertinggi. Termasuk juga sterilisasi penanganan dan pencegahan,” pungkas Dedi.

Untuk diketahui, selain OTG, kasus pasien harian terkonfirmasi positif di Kota Depok juga terus meningkat. Pada Selasa (6/10), pasien harian terkonfirmasi positif covid-19 sebanyak 5.013 orang dan meninggal akibat covid-19 sebanyak 143 orang.

Adapun Pasien Orang Dalam Pengawasan (ODP) telah mencapai 5.473 orang. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) telah mencapai 2.303 orang. Pasien OTG telah mencapai 7.425 orang.

Satu dari pasien OTG covid-19 adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Jalan Lingkungan 1 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok Arga D Tubagus.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya