Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

DKI Segera Koordinasi dengan Lab dan RS Soal Biaya Tes Usap

Putri Anisa Yuliani
06/10/2020 15:55
DKI Segera Koordinasi dengan Lab dan RS Soal Biaya Tes Usap
Warga menjalani swab test di GSI Laboratorium, Cilandak, Jakarta.(Antara/Rivan Awal)

PEMERINTAH pusat telah menetapkan batas atas biaya tes usap (swab test), yakni Rp900ribu.

Menindaklanjuti ketetapan ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan bertemu pengelola laboratorium dan rumah sakit swasta. Tujuannya, menyeragamkan biaya tes usap di wilayah Ibu Kota.

"Kami akan mengumpulkan teman-teman laboratorium untuk evaluasi. Kita tahu fluktuasi harga apa pun waktu itu sangat beragam. Dulu APD harganya mahal, sekarang sudah turun. Tentu menjadi bagian untuk koreksi dan evaluasi," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti, Selasa (6/10).

Baca juga: Masyarakat Sambut Baik Rencana Pengendalian Harga Swab Test

Menurutnya, upaya menyeragamkan biaya tes usap tidak semudah biaya tes cepat. Sebab dalam persiapannya, alat yang dibutuhkan untuk tes usap jauh lebih banyak dan lebih mahal. Penyediaan tes usap juga harus disertai dengan tenaga medis yang tersertifikasi.

Di lain sisi, Kementerian Kesehatan belum mengeluarkan edaran resmi untuk penetapan biaya tes usap. Widyastuti mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan biaya tes usap lebih mahal.

"Beberapa komponen terkait tes swab itu kan banyak. Ada VTM, ada reagen. Nah, reagen itu ada beberapa alat yang beredar dari berbagai merek. Ada yang kapasitas besar dan kapasitas kecil,” papar Widyastuti.

Baca juga: Biaya Tertinggi Swab Mandiri Rp900 Ribu

“Jadi yang kami rekomendasikan adalah terstandar secara WHO, Kemenkes atau Satgas. Ini tentunya kalau sudah ada regulasi terkait harga itu, akan kita evaluasi kepada teman-teman," imbuhnya.

Pihaknya juga berencana mengumpulkan pengelola dari 56 laboratorium yang memiliki jaringan dengan DKI. Dalam hal ini, untuk memeriksa spesimen tes usap selama pandemi covid-19.

"Kalau di luar itu, kami tidak bisa kasih rekomendasi. Karena di luar jejaring kami,” tandasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya