Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Anies Minta Tes Covid-19 di Daerah Lain Ditingkatkan

Putri Anisa Yuliani
21/8/2020 15:55
Anies Minta Tes Covid-19 di Daerah Lain Ditingkatkan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.(MI/RAMDANI)

GUBERNUR DKI Jakarta, Anies Baswedan, meminta agar pemerintah pusat membantu daerah-daerah lain termasuk di Bodetabek agar jumlah pemeriksaan Covid-19 bisa ditingkatkan. 

Data saat ini menunjukkan DKI Jakarta adalah satu-satunya daerah yang memiliki kapasitas tes swab tertinggi se-Indonesia yakni di atas 5ribu tes spesimen dari rata-rata 4ribu penduduk per harinya. 

Baca juga: Anies Urusi Warna Genteng Warga, PSI: Miris

Atau jika diakumulasikan, per pekan DKI Jakarta melakukan tes kepada rata-rata 35 ribu sampai 43 ribu spesimen dari 28ribu penduduk. Jumlah ini di atas batas ideal WHO untuk kapasitas tes swab di suatu wilayah yakni 1.000 penduduk per pekan per 1 juta penduduk.

Anies mengungkapkan, dengan peningkatan tes, daerah dapat mengidentifikasi lebih banyak jumlah warga yang terpapar covid-19. Dengan demikian, warga yang terpapar dapat segera diisolasi dan penularan bisa dicegah. Dengan dinamika penduduk yang sangat tinggi daerah sekitar, peningkatan tes di daerah-daerah tetangga ini dapat membantu Jakarta mencegah penularan Covid-19.

"Kenapa kita memasifkan tes adalah karena ini upaya untuk memisahkan yang terpapar dan yang tidak. Kalau bisa kemampuan peningkatan tes ini juga bisa dilakukan semua daerah. Sebab, Jakarta tidak bisa sendiri dalam penanganan Covid-19," ujar Anies dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh ABC Indonesia melalui live streaming, Jumat (21/8).

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya, pun menyebut pihaknya sudah berupaya memasifkan tes swab. Upaya itu dilakukan dengan membentuk unit lacak dan pemantauan Covid-19 yang ada di kecamatan dan kelurahan. Tes-tes swab yang dilakukan saat ini menurut Bima menyasar pada tempat-tempat umum yang dilakukan secara acak, skrinning warga yang baru kembali dari luar kota, penelurusan kontak, dan transportasi.

"Hasilnya sebanyak 23% kasus positif yang ditemukan berasal dari transportasi, 48% atau yang terbesar ini dari hasil penelusuran kontak, 20% karena swab di tempat umum, dan sisanya karena hasil skrining kepada warga yang baru kembali dari luar kota. Jadi kita memang memasifkan betul tes-tes swab kepada warga," ujar Bima.

Bima juga membentuk RT dan RW siaga untuk mengawasi warga yang baru kembali dari luar kota. Setiap warga yang hendak melakukan perjalanan keluar kota harus melapor pada RT. Setelah kembali pun harus melakukan isolasi selama 14 hari di rumah apabila tak memiliki gejala.

"Kalau bergejala harus melapor ke RT agar difasilitasi tes swab gratis oleh puskesmas. Inilah peran RT RW siaga," tandasnya. (OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya