Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
WALI Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bersikap hati-hati terkait aktivasi sekolah atau belajar dengan tatap muka.
Menyangkut hal itu, Bima menggelar rapat khusus bersama stakeholder pendidikan se-Kota Bogor.
Hadir di antaranya Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), psikolog, ketua dewan pendidikan, komite sekolah, beberapa kepala sekolah, kantor cabang dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat dan stakeholder lainnya.
"Kita mendengarkan banyak masukan. Kesimpulannya adalah bahwa memang kita tidak mau mengambil resiko. Terlalu besar pertaruhannya untuk anak-anak kita,” ungkap Bima, Minggu (31/5).
Menurutnya sekarang adalah memastikan ada sistem protokol yang kuat. Terutama untuk jenjang SD dan SMP.
"Selama protokol ini belum sempurna, tidak usah terburu-buru untuk memaksakan pada tanggal tertentu. Jadi tugas kita sekarang terus menyempurnakan sistem protokol baru ini. Ini tidak mudah karena kondisi dan latar belakang tiap sekolah berbeda-beda,” ungkapnya.
Selama protokol baru ini belum maksimal, lanjut Bima, Pemkot Bogor tidak akan terpaku pada tanggal tertentu untuk memulai kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
“Saya kira ini penting, sekali lagi jangan mengambil risiko mempertaruhkan masa depan anak-anak kita semuanya, terlalu besar pertaruhannya. Kami akan terus berdiskusi dan mendengarkan saran dari semua. Komite sekolah, IDAI, Wandik, Psikolog, Kepala Sekolah, harus terus meng-update,” pungkasnya.
Baca juga: Kembali Sekolah Saat Covid-19, Netty Heryawan: Jangan Dipaksakan
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, di Kota Bogor terdapat sejumlah kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan terkonfirmasi positif Covid-19 pada golongan usia anak hingga remaja.
“Memang pada kasus Kota Bogor itu kelompok umur yang paling banyak itu 45 tahun ke atas. Tapi bukan berarti kasus terhadap anak tidak ada. Bahkan kita ada kasus konfirmasi positif ada empat kasus, tiga kasus di antaranya usia 6-18 tahun dan satu kasus balita usia 3 tahun,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno.
Dia menyebut, berdasarkan data hingga (30/5), PDP yang usia kurang dari 5 tahun itu sebanyak 47 kasus. Sedangkan antara 6-19 tahun itu sebanyak 28 kasus.
"Jadi, total PDP di Kota Bogor pada rentang usia sekolah atau di bawah 19 tahun itu, ada 75 kasus. Yang ODP, kita dapatkan dari hasil tracing. Ketika ada pasien positif konfirmasi, kemudian kita tracing siapa saja yang berkontak. Mungkin saja dari orang tuanya atau yang serumah. Yang rentang usia kurang dari 5 tahun itu ada 65 orang. Kemudian rentang usia antara 6-19 tahun ada 148 orang,” beber Retno.
Ia meminta, dengan adanya angka tersebut, hal omo menjadi perhatian dan bahan masukan terhadap dunia pendidikan dalam menyusun sebuah kebijakan, dalam hal ini terkait aktivasi sekolah.
“Apakah nanti betul-betul anak-anak ini patuh pada protokol kesehatan? Apakah betul-betul anak usia sekolah SD, patuh memakai masker, physical distancing. Meski di dalam kelas bisa saja patuh, tapi ketika keluar kelas, bermain dengan temannya, Nah itu juga perlu dipikirkan,” katanya.
Retno juga menyebut, kondisi per hari ini menunjukan kasus Covid-19 di Kota Bogor kian melandai. Hal tersebut ditunjukan dari tren tujuh hari terakhir yang tidak ada penambahan kasus positif.
“Mudah-mudahan ini menjadi tanggung jawab kita bersama bagaimana kita menjaga supaya tidak terjadi lonjakan kasus,” pungkasnya. (A-2)
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved