Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

PDP Anak 75 Kasus, Bima Arya Ogah ambil Risiko Aktivasi Sekolah

Dede Susianti
01/6/2020 07:39
PDP Anak 75 Kasus, Bima Arya Ogah ambil Risiko Aktivasi Sekolah
Seorang siswa SD mengerjakan ulangan praktek mata pelajaran IPA di Desa Laladon, Kabupaten Bogor, Senin (11/5).(ANTARA/ARIF FIRMANSYAH)

WALI Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bersikap hati-hati terkait aktivasi sekolah atau belajar dengan tatap muka.

Menyangkut hal itu, Bima menggelar rapat khusus bersama stakeholder pendidikan se-Kota Bogor.

Hadir di antaranya Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), psikolog, ketua dewan pendidikan, komite sekolah, beberapa kepala sekolah, kantor cabang dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat dan stakeholder lainnya.

"Kita mendengarkan banyak masukan. Kesimpulannya adalah bahwa memang kita tidak mau mengambil resiko. Terlalu besar pertaruhannya untuk anak-anak kita,” ungkap Bima, Minggu (31/5).

Menurutnya sekarang adalah memastikan ada sistem protokol yang kuat. Terutama untuk jenjang SD dan SMP.

"Selama protokol ini belum sempurna, tidak usah terburu-buru untuk memaksakan pada tanggal tertentu. Jadi tugas kita sekarang terus menyempurnakan sistem protokol baru ini. Ini tidak mudah karena kondisi dan latar belakang tiap sekolah berbeda-beda,” ungkapnya.

Selama protokol baru ini belum maksimal, lanjut Bima, Pemkot Bogor tidak akan terpaku pada tanggal tertentu untuk memulai kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

“Saya kira ini penting, sekali lagi jangan mengambil risiko mempertaruhkan masa depan anak-anak kita semuanya, terlalu besar pertaruhannya. Kami akan terus berdiskusi dan mendengarkan saran dari semua. Komite sekolah, IDAI, Wandik, Psikolog, Kepala Sekolah, harus terus meng-update,” pungkasnya.

Baca juga: Kembali Sekolah Saat Covid-19, Netty Heryawan: Jangan Dipaksakan

Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, di Kota Bogor terdapat sejumlah kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan terkonfirmasi positif Covid-19 pada golongan usia anak hingga remaja.

“Memang pada kasus Kota Bogor itu kelompok umur yang paling banyak itu 45 tahun ke atas. Tapi bukan berarti kasus terhadap anak tidak ada. Bahkan kita ada kasus konfirmasi positif ada empat kasus, tiga kasus di antaranya usia 6-18 tahun dan satu kasus balita usia 3 tahun,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno.

Dia menyebut, berdasarkan data hingga (30/5), PDP yang usia kurang dari 5 tahun itu sebanyak 47 kasus. Sedangkan antara 6-19 tahun itu sebanyak 28 kasus.

"Jadi, total PDP di Kota Bogor pada rentang usia sekolah atau di bawah 19 tahun itu, ada 75 kasus. Yang ODP, kita dapatkan dari hasil tracing. Ketika ada pasien positif konfirmasi, kemudian kita tracing siapa saja yang berkontak. Mungkin saja dari orang tuanya atau yang serumah. Yang rentang usia kurang dari  5 tahun itu ada 65 orang. Kemudian rentang usia antara 6-19 tahun ada 148 orang,” beber Retno.

Ia meminta, dengan adanya angka tersebut, hal omo menjadi perhatian dan bahan masukan terhadap dunia pendidikan dalam menyusun sebuah kebijakan, dalam hal ini terkait aktivasi sekolah.

“Apakah nanti betul-betul anak-anak ini patuh pada protokol kesehatan? Apakah betul-betul anak usia sekolah SD, patuh memakai masker, physical distancing. Meski di dalam kelas bisa saja patuh, tapi ketika keluar kelas, bermain dengan temannya, Nah itu juga perlu dipikirkan,” katanya.

Retno juga menyebut, kondisi per hari ini menunjukan kasus Covid-19 di Kota Bogor kian melandai. Hal tersebut ditunjukan dari tren tujuh hari terakhir yang tidak ada penambahan kasus positif.

“Mudah-mudahan ini menjadi tanggung jawab kita bersama bagaimana kita menjaga supaya tidak terjadi lonjakan kasus,” pungkasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya