Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEBIJAKAN Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait Covid-19 berpengaruh besar terhadap kualitas udara di Jakarta. Penurunan mobilitas warga yang berimbas pada menurunnya jumlah kendaraan yang beroperasi, membuat kualitas udara di Jakarta jadi lebi baik.
"Meski dalam perhitungan masih menunjukkan adanya dinamika naik-turun, kualitas udara Jakarta secara umum mengalami perbaikan belakangan ini," kata Kepala Sub Bidang Informasi Pencemaran Udara BMKG, Suradi, Kamis (30/4).
Dari berbagai indikator dan perhitungan, dia mengatakan, kajian sejumlah pihak menunjukkan hal signifikan PSBB memengaruhi kualitas udara Jakarta dan sekitarnya. Hal itu akibat dari kendaraan umum dan pribadi beroperasi selama diberlakukan PSBB di Jakarta jumlahnya menurun.
"Kendaraan bermotor memang faktor nomor satu. Kemudian berhentinya pabrik sementara bisa berpengaruh juga terhadap kualitas udara Jakarta," lanjutnya.
Dia menjelaskan, sejak awal penerapan bekerja dan berkegiatan dari rumah (WFH) terlihat adanya perbaikan kualitas udara. Begitu pula dengan kondisi pada awal Ramadhan 1441 Hijriah.
Hingga memasuki pekan pertama Ramadan, indikator kualitas udara menunjukkan angka yang naik turun di kategori baik yakni 0-50 mikrogram per meter kubik dan sedang pada angka 51-150 mikrogram per meter kubik. (R-1)
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved