Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LIMA pasar tradisional di Kota Depok sepi. Sepinya aktivitas masyarakat karena sebaran virus korona atau Covid -19 yang semakin masif di sana.
Menghindari kerugian banyak pedagang memilih terpaksa menutup kiosnya. Lima pasar tradisional yang sepi ialah Pasar Cisalak dan Pasar Tugu, Jalan Raya Bogor, Kecamatan Cimanggis, Pasar Sukatani, Pasar Agung dan Pasar Kemirimuka, Jalan Arief Rahman Hakim, Kecamatan Beji, Kota Depok.
"Beberapa bulan terakhir, kondisi pasar Cisalak tampak ramai. Namun sejak mewabahnya Covid- 19 (menjadi sepi), " ungkap Jaiman Janah, seorang pedagang kain di pasar Cisalak, Jalan Raya Bogor, Kota Depok, Jumat (3/4).
Dalam sehari, pedagang kain di Pasar Cisalak itu, mengaku biasanya bisa untung hingga Rp250.000 sehari. Sekarang hanya mendapat untung Rp50.000 sehari. Karena situasi sulit ini, Janah mengaku terpaksa tidak berjualan.
"Untuk saat-saat ini saya tak berjualan dulu soalnya pakaian-pakaian tidak laku-laku. Tak hanya itu, tak punya uang lagi untuk emperpanjang sewa kios pasar sebesar Rp2 juta per tahun, " katanya.
Selain Jainah, Hamzah, pedagang sayuran di Pasar Tugu, Jalan Raya Bogor, Kota Depok mengeluhkan sayurannya tidak laku dan banyak busuk.
"Daripada merugi terus tutup dulu, " katanya.
Baca juga: Tiga Pasar Tradisional Depok Kini Terapkan Belanja Daring
Kondisi serupa terlihat di Pasar Sukatani, Pasar Agung dan Pasar Kemirimuka. Tampak banyak kios-kios tutup. Padahal tidak instruksi pemerintah untuk melarang pedagang menutup kios dan konsumen tidak dilarang berbelanja.
"Instruksi kepada pedagang dan masyarakat tidak boleh bertransaksi di pasar tradisional tidak ada. Begitu juga dengan penutupan kios," kata salah satu pedagang yang enggan disebut namanya.
"Menurut saya kondisi ini karena ketakutan masyarakat saja. Masyarakat takut penyebaran virus covid-19 di pasar- pssar tradisional yang di kelola Pemerintah Kota Depok, imbuh pedagang tersebut.
Terkait sepinya pasar, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Cisalak Sutisna, mengakui belakangan ini banyak pedagang yang menutup kiosnya karena sepi. Menurut Sutisna yang menyebabkan pasar tradisional Cisalak sepi karena para pembeli kebutuhan pokok takut kena virus Covid-19.
Sutisna menjelaskan hanya 10% dari 1.340 kios yang beroperasi. Sisanya 90% ditutup pemiliknya.
"Kios-kios yang tidak beroperasi mayoritas kios penjual pakaian, makanan dan minuman. Kemudian kios sayuran dan perabotan, " kata Sutisna. (A-2)
Penjualan masker dengan harga Rp300 ribu juga mengingkari komitmen Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan menomorsatukan keselamatan warga dalam penanganan infeksi virus korona.
YLKI mengkritik langkah PD Pasar Jaya yang menjual masker dengan harga Rp 300 ribu per kotak. Apalagi, banyak masyarakat membutuhkan masker di tengah wabah virus korona.
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, mengkritisi langkah PD Pasar Jaya yang menjual masker dengan harga Rp 300 ribu per kota. Ada dugaan PD Pasar Jaya sengaja menimbun masker.
Direktur PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin, mengatakan, pihaknya melakukan pencegahan dan penyebaran virus corona (Covid-19) di 155 pasar wilayah Jakarta.
Harga setiap paket sembako yang dibagikan kepada warga miskin senilai Rp149.500 sudah termasuk harga jasa pemaketan dan pengiriman.
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved