Kepsek SMK Fokus Kelola Stres Pelajar Peserta UN

Putri Anisa Yuliani
15/3/2020 11:12
Kepsek SMK Fokus Kelola Stres Pelajar Peserta UN
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK 30, Jakarta.(ANTARA/Rivan Awal Lingga)

PENUTUPAN sekolah selama dua pekan yang diikuti metode belajar dari rumah yang diterapkan Pemprov DKI mulai besok, Senin (16/3) hingga 28 Maret sebagai dampak merebaknya virus korona menjadi kelegaan bagi sebagian orangtua murid.

Namun, khusus bagi pelajar SMK yang akan mengikuti ujian nasional pada 16 Maret hingga 19 Maret nanti, kabar itu sedikit banyak cukup memengaruhi mental. Hal itu disampaikan Kepala SMKN 61 Jakarta M Bakri.

Bakri menyebut, untuk pelajar kelas 12 SMK, penundaan UN justru bisa menambah tekanan.

Oleh karenanya, selain fokus pada pemberian materi untuk dipelajari siswa dari rumah, ia juga mengarahkan para guru-guru agar tidak terlalu banyak memberikan tekanan pada pelajar terutama kelas 12.

Baca juga: CFD Ditiadakan, Banyak Pesepeda Nekat Lewat Sudirman-Thamrin

"Karena tentunya ada beban tersendiri ya. Mereka sudah bersiap dari jauh-jauh hari supaya besok siap UN. Tapi ditunda. Kami pun minta agar jangan terlalu memberi tekanan. Tapi tetap guru diminta mengingatkan," kata Bakri saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (15/3).

Sementara itu, ia dan guru-guru pun akan tetap berkoordinasi dengan para orangtua serta wali murid agar tetap mengawasi anak-anak mereka di saat metode belajar jarak jauh diterapkan saat ini.

"Kami juga meminta agar anak-anak tidak keluar rumah, menghindari keramaian," ungkapnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI memutuskan menutup seluruh sekolah di Ibu Kota selama dua pekan hingga 28 Maret serta menerapkan metode belajar jarak jauh.

Hal itu ditujukan untuk mengurangi intensitas pertemuan. Sebab, anak-anak, menurut penelitian WHO, menjadi perantara virus korona dari orang dewasa ke orang dewasa lainnya.

Hingga saat ini, di DKI, ada 289 orang dalam pemantauan (ODP) dengan rincian 152 orang masih dipantau dan 137 orang sudah selesai dipantau.

Untuk pasien dalam pengawasan (PDP), jumlahnya mencapai 660 orang dengan rincian 174 orang masih dirawat dan 486 orang sudah selesai diawasi. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya