DPRD DKI Bersikukuh Tolak Formula E Digelar di Monas

Insi Nantka Jelita
19/2/2020 23:04
DPRD DKI Bersikukuh Tolak Formula E Digelar di Monas
Foto maket sirkuti Formula E di Monas(antara/handout penyelenggaraan Formula E)

ANGGOTA Komisi E DPRD DKI Jakarta Merry Hotma tidak yakin Gubernur Anies Baswedan bisa memulihkan kawasan Monumen Nasional setelah digelarnya Formula E.

"Bayangkan ribuan penonton akan hadir di lahan Monas itu. Kami tidak yakin ada pemulihan setelah itu dipugar. Saya sudah 10 tahun lebih di DPRD tidak pernah melihat ada konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan," ujar Merry saat rapat kerja Komisi E dengan Pemprov DKI di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/2).

Politikus PDIP itu menegaskan menolak event tersebut digelar di Monas..

"Saya dalam hal ini sebagai bagain dari Komisi E dan fraksi PDIP, menolak formula E dilaksanakan di cagar budaya di Monas. Ini sudah ribet dan berantakan," tambahnya.

Mantan staf Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Ima Mahdiah yang duduk di komisi E juga melontarkan ketidaksetujuan Formula E di Monas.

Baca juga : Polemik Formula E, Ketua DPRD : Monas Sudah Terluka Pak Anies

Ia bahkan menilai keberadaan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) hanya stampel kosong semata di DKI, karena tidak dilibatkan dalam surat rekomendasi Formula E yang dikirim ke Kementerian Sekreatriat Negara.

"Saya pribadi sama seperti Bu Merry tidak setuju Formula E di cagar budaya di Monas," kata Ima.

Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi akan memperjuangkan suara dari fraksinya itu melarang Formula E di Monas.

"Menganulir itu kan nanti apa, apakah tidak boleh di Monas? Sekarang kalau dilihat misinya (Anies) kan dirombak. Plasa bakal diaspal, ratusan pohon hilang. Omongan dia (Anies) enggak pernah benar. Itu kan Monumen Nasional bukan Monjar, Monumen Jakarta," pungkas Edi usai rapat kerja

Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Bambang Eryudhawan mengatakan pihaknya menyetujui Formula E di Monas dengan beberapa syarat. Diantaranya harus segera memulihkan atau memperbaiki tempat cagar budaya itu usai pelaksanaan event tersebut.

"Tugas kami adalah memastikan jika terjadi kegiatan dia harus bisa dipulihkan, karena sifatnya Formula e itu kegiatan sementara, bukan permanen. Beda jika sifat intervensinya permanen," tandas Yudha. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya