Polemik Formula E, Ketua DPRD : Monas Sudah Terluka Pak Anies

Insi Nantika Jelita
19/2/2020 19:36
Polemik Formula E, Ketua DPRD : Monas Sudah Terluka Pak Anies
Simulasi lintasan formula e di Monas(Antara/handout penyelenggara Formula E)

KETUA DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi secara tegas menolak Formula E digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas). Ia menyayangkan buruknya koordinasi antara Gubernur Anies Baswedan dengan jajarannya terkait salah ketik rekomendasi Formula E.

"Monas sudah terluka. Monas itu adalah situs sejarah. Kenapa sih kepala dinas di DKI ini dendam sama tanaman pohon di Monas. Di daerah lain dihijaukan, ini ditebang-tebang. Kerja baik sajalah pak gubernur," ujar Prasetyo dalam rapat kerja Komisi E di gedung DPRD, Jakarta, Rabu (19/2).

Prasetyo mengungkit kekesalan dirinya saat sidak langsung ke Monas beberapa waktu lalu. Ia heran bagaimana bisa Pemprov DKI menyebut akan menghijaukan Monas, sementara yang ia saksikan lahan di selatan Monas sudah di cor beton.

"Saya melihat sendiri 191 pohon dipotong, saya datang langsung ke lapangan. Kalau itu terjadi hujan lokal, mau dibawa kemana ini air. Saya yang bukan katanya-katanya, tapi lihat langsung. Ini gubernur tolong lah pak. Apakah Pemda DKI mau ribut terus dengan kita?" tutur Prasetyo.

Dalam rapat kerja tersebut, terjadi perdebatan soal keabsahan surat rekomendasi Formula E yang dilayangkan Gubernur Anies Baswedan ke Kementerian Sekretariat Negara.

Baca juga : Sekda DKI Tampik Anies Lakukan Pembohongan Publik Soal Formula E

Namun, diakui Pemprov DKI terjadi kesalahan ketik soal isi surat yang menyebut seharusnya rekomendasi dari Tim Sidang Pemugaran Sidang bukan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).

Prasetyo menganggap kesalahan ketik itu tidak becusnya koordinasi dan komunikasi Anies ke jajaran bawahannya.

"Saya minta melalui pak asisten tolong kasih tau pak gubernur bereskan semua urusan surat menyurat. Ini saya anggap surat yang dikirim ke Seetneg surat ilegal," kata Prasetyo ke Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta, Catur Laswanto.

"Semua orang diajak komunikasi pasti ada jalan keluarnya. Jangan merasa otak lu pinter sendiri. Kaget Saya, makanya pas saya ke Setneg saya pertanyakan keabsahan Surat ini. Saya baca di koran ternyata Pak Mundardjito belum pernah (kasih rekomendasi) tapi sudah tandatangani gubernur. Tiba-tiba salahnya ketik," pungkasnya. (Ins)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya