Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
AKSI Parade Tauhid yang sebelumnya akan digelar pada Sabtu (28/9) berubah nama menjadi Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI. Bukan hanya soal perubahan nama gerakan, aksi itu juga mengubah titik kumpul lokasi aksi.
Dalam unggahannya di platform berbagi video, Youtube, ketua panitia Edy Mulyani mengatakan, titik kumpul aksi berada di Bundaran Hotel Indonesia. Massa akan bergerak bersama pukul 08.00 WIb menuju Istana Merdeka.
Edy menegaskan, perubahan pada nama gerakan dilakukan untuk menyikapi perkembangan yang terjadii.
"Kita ingin kabarkan kepada seluruh warga Indonesia bahwa umat Islam ikut arus perubahan dan kita ingin memberikan kontribusi yang maksimal bagi Indonesia yang lebih baik. Bagi NKRI yang berdaulat, bagi NKRI yang kokoh dan bermartabat, bagi NKRI yang menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia," ucapnya.
Baca juga :Mabes Polri Tetapkan 99 Orang Tersangka Demo Ricuh
Edy mengimbau massa aksi untuk membawa bendera merah putih sebanyak-banyaknya. "Dan silahkan juga bawa bendera alliwa dan arroya, bendera tauhid dan rasulullah," lanjutnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan telah mendengar pemberitahuan terkait aksi tersebut.
"Ada, ada pemberitahuan," ujarnya di Polda Metro Jaya.
Namun, pihaknya belum memastikan jumlah personel yang akan diturunkan untuk mengamankan Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI. "Nanti baru kita rencanakan," pungkasnya. (OL-7)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved