Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
JAKARTA bertengger di posisi ke-4 kota dengan polusi terburuk di dunia menurut situs Air Visual. Posisi ini ada sejak pukul 05.54 WIB dan bertahan hingga berita ini diturunkan.
Pada pukul 05.54 Jakarta berada di posisi keempat dengan skor 158 di bawah Hanoi (Vietnam) yang berada di posisi ketiga dengan skor 165, Lahore (Pakistan) dengan skor 167, dan Kuching (Malaysia) dengan skor 251.
Sementara itui, pada pukul 08.47 WIB peringkat ini tidak berubah namun skor Jakarta sedikit menurun dari 158 ke 152.
Di sisi lain, kota dengan kondisi udara terburuk di Indonesia pengukuran pukul 05.56 WIB adalah Palangkaraya (Kalimantan Tengah) dengan skor 553. Lalu di posisi kedua kota dengan kondisi udara paling buruk di Indonesia adalah Jambi (Jambi) dengan skor 470.
Skor di atas 400 ini mengindkasikan kualitas udara di kedua kota itu telah berada pada level berbahaya atau 'hazardous'.
Diduga level ini dicapai akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang belum bisa ditangani di kedua provinsi itu.
Sementara itu kota dengan polusi terburuk di tempat ketiga hingga kelima adalah Pekanbaru (Riau) dengan skor 235, Kelurahan Sengeti (Jambi) dengan skor 229, dan Kelurahan Sungai Salak (Riau) dengan skor 218. (OL-09)
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Peneliti dari University of Technology Sydney mengungkap debu bulan tidak seberbahaya polusi udara di jalanan.
Mengutip data WHO, 99% populasi dunia kini menghirup udara yang sudah melewati batas aman, dengan kualitas udara dalam ruangan bisa lima kali lebih buruk dari udara luar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved