Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENYEBAB kematian FA akhirnya terungkap. Bocah yang videonya viral lantaran disebut menjadi korban perundungan tersebut meninggal karena penyakit tetanus. Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan aparat Kepolisian Resort Metropolitan Kota Bekasi.
Kepala Unit Reskrim Pondok Gede, AKP Supriyanto, menyampaikan, ada sejumlah bukti menunjukan FA tewas akibat penyakit tetanus. Fakta tersebut telah dikumpulkan melalui keterangan sejumlah warga setempat termasuk keluarga terduga pelaku yang sempat disebut oleh FA sebagai penyebab kematiannya.
FA tinggal bersama ibu kandungnya bernama Sri Ani Lestari dan bapak tirinya di Jalan Hankam, RT04, RW05, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Kami mendapatkan laporan mengenai kabar viral bocah yang tewas di bully, sudah kami datangi lokasi kejadian dan memintai keterangan beberapa warga,” kata Supriyanto, Selasa (10/9).
Baca juga: Polres Bekasi Selidiki Perundungan yang Menewaskan FA
Di sana, lanjut Supriyanto, petugas menggali keterangan keluarga IB, 8, yang disebut FA sebagai pelaku. Nyatanya, tidak ada perkelahian antara FA dan IB berdasarkan keterangan warga. Melainkan, pada awal Agustus 2019, FA dan IB sedang bermain tak jauh dari rumah.
“FA jatuh dan mengalami sakit. Tak lama kemudian FA dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, kurang lebih empat hari,” ujarnya.
Tim medis menyebutkan FA mengidap tetanus yang harus segera ditangani. Namun, keluarga telat membawanya sehingga FA meninggal dunia.
“Luka infeksi dalam tubuhnya, medis menyebutkan bahwa FA mengidap tetanus namun telat dibawa ke rumah sakit. Untuk di organ mana, kami belum tahu,” jelas dia.
Supriyanto belum mengetahui lebih dalam apakah FA telah mengidap penyakit tetanus sebelum jatuh ketika sedang bermain dengan teman-temannya atau setelah jatuh dan terluka.
“Ini masih kami dalami, kita gali keterangan RT/RW,” ungkapnya.
Berdasarkan keterangan orang tua IB, sebelum dirawat, FA sempat dibawa ke tukang urut. Namun, saat diurut, ia mengalami kejang lalu dilarikan ke rumah sakit.
Kini, lanjutnya, kedua orangtua FA memilih pindah ke kampung halaman di Majalengka, Jawa Barat, setelah kepergian putra semata wayangnya. Barang-barang keluarga korban telah dibawa ke Majalengka pada, Senin (9/9) kemarin.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi Aris Setiawan mengatakan lembaganya akan meluruskan kasus yang menimpa FA dan IB. Tujuannya adalah untuk menggali keterangan dari keluarga IB dan warga setempat sekaligus meluruskan kabar yang tengah beredar di jagat maya.
“Karena ini viral kan, makanya harus juga diluruskan, tujuannya agar keluarga tertuduh juga merasakan kenyamanan,” tandasnya.(OL-5)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.
Orangtua juga bisa memberikan contoh nyata dari keberanian dalam menolak tindakan yang salah serta memberikan dukungan jika anak menghadapi situasi sulit.
Salah satu tanda yang mungkin bisa lanjut diperhatikan oleh orangtua yakni anak sering menunjukkan perilaku agresif
Anak-anak yang melakukan perundungan kebanyakan hanya ingin menyesuaikan diri, membutuhkan perhatian hingga mencari tahu bagaimana menghadapi emosi yang rumit
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved