Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ada Ganjil Genap, Pengusaha Elpiji Khawatir Gas Elpiji Langka

Putri Anisa Yuliani
07/9/2019 10:34
Ada Ganjil Genap, Pengusaha Elpiji Khawatir Gas Elpiji Langka
Pekerja melakukan isi ulang tabung gas tiga kg di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE).(Antara/Muhammad Iqbal)

ADANYA perluasan pembatasan kendaraan pribadi dengan plat nomor ganjil genap dikhawatirkan akan turut menghambat distribusi gas elpiji 3 kilogram.

Keterlambatan pengantaran gas yang disebut 'gas melon' itu kini mulai dirasakan oleh para pengusaha sebagai dampak perluasan ganjil genap.

Perwakilan pengusaha gas elpiji 3 kg Jakarta Barat, Udin mengatakan, setiap hari truk ini harus mengambil dan menyebar ke beberapa pangkalan (penjual) gas di Jakarta Barat.

"Karena sistem ini diperluas maka kami sangat mengeluhkan karena gas elpiji 3 kg ini kebutuhan masyarakat setiap hari dan harus di antar setiap hari juga oleh kami ke pangkalan dalam artian penyalur resmi, " kata Udin kepada awak media, Sabtu (7/9).

Diketahui rata-rata truk pengangkut gas elpiji merupakan angkutan barang plat hitam yang tidak dibebaskan dari ganjil genap. Sebab, aturan yang diberlakukan yakni kendaraan angkutan barang yang bebas dari ganjil genap adalah yang berplat kuning.

Udin mengaku, para pengusaha ini melalui PT Pertamina sudah melakukan diskusi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Namun, jawaban dari Dinas Perhubungan DKI justru meminta kepada para agen untuk mengganti plat truknya berwarna hitam menjadi kuning.

Menurut Udin, proses penggantian plat hitam ke plat kuning membutuhkan waktu yang lama. Sementara itu, jika pendistribusian gas elpiji berhenti sementara untuk mengurus penggantian plat dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan karena terhentinya pasoka gas.

"Siapa mau tanggung jawab bila terjadi kelangkaan elpiji di masyarakat," ujarnya.

Ia berharap, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bisa menyelesaikan masalah ini dengan memberikan dispensasi berupa pengecualian dari ganjil genap kepada truk elpiji yang mengantar ke agen maupun ke pangkalan.

Senada dengan Udin, pengusaha gas elpiji 3 kg lainnya, Ria, berharap Aniea bisa segera menyelesaikan masalah ini agar tidak terjadi kegaduhan karena gas elpiji menjadi langka akibat dari keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh sistem ganjil genap.

"Kegiatan masak mandeg yang berbuntut membuat resah masyarakat Jakarta. Gubernur harus perhatikan potensi masalah ini dan mencari solusi," imbuhnya.

Pada saat uji coba perluasan ganjil genap dimulai sejak 12 Agustus lalu, para pengusaha bersama PT Pertamina tetap berusaha agar gas 3 kg di pangkalan tidak kosong agar masyarakat bisa tetap memasak untuk keluarganya.

"Namun, bagaimanapun pasti akan ada dampak baik langsung maupun tidak langsung atas penerapan kebijakan ini," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam konferensi pers kemarin sore menegaskan dari hasil evaluasi pascaberakhirnya uji coba perluasan ganjil genap kemarin, tidak ada tambahan jenis kendaraan yang mendapat pengecualian dari ganjil genap.

Para pengusaha elpiji tetap diminta untuk mengganti plat hitam pada angkutan barang menjadi plat kuning. Ia menegaska hal itu juga berlaku pada angkutan barang perusahaan ekspedisi.

"Tidak ada tambahan jenis kendaraan yang dikecualikan. Sampai nanti Senin semua tetap sama seperti yang sudah pernah diumumkan sebelum uji coba," tukasnya.(OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya