Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PEDAGANG kaki lima (PKL) di pedestrian di kawasan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, mengaku akan terus berjualan meski kerap dibersihkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pasalnya, mereka mengaku sudah membayar iuran kepada pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
"Jadi yang lapak dalam itu saya bayar Rp4 juta. Untuk luar ini (jalur pedestrian) bayar juga Rp1 juta per bulan," kata seorang pedagang, Khairul, Jumat (6/9).
Khairul tidak menjelaskan, kepada siapa pembayaran iuran mengunakan lapak di pedestrian. Begitu juga menolak adanya upah yang diberikan kepada preman atau bekingan.
"Enggak ada bekingan atau bayar preman. Yang bayar preman juga lari kalau ada razia Satpol PP," sebutnya.
Menurutnya, tarif pembayaran untuk setiap lapak PKL berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka tetap nekat berdagang meskipun terus dikejar Satpol PP.
"Kita taruh saja di situ. Kalau ada petugas kita pindahin. Soalnya kalau semua barang di dalam enggak terlihat sama pembeli," ujarnya.
Seorang pedagang pakaian mengaku menggunakan lapak di pedestrian dengan membayar iuran. "Kita cuma nyari makan. Kalau enggak jualan, bagaimana mau makan dan bayar (lapak jualan)," sebutnya.
Baca juga: Polisi Tangkap Pemalak Kendaraan di Tanah Abang
Seorang petugas Satpol PP yang meminta tidak disebutkan namanya membenarkan adanya preman yang menghalangi petugas Satpol PP saat penertiban. "Ya ada, mereka dibayar sama PKL. Beking jaga-jaga. Kita juga sering bersitegang sama dia," paparnya.
Di menambahkan, preman yang kerap beraksi di wilayah Jatibaru Raya merupakan warga yang bermukim di kawasan tersebut. "Biasalah mengaku warga sini, jadi minta uang keamanan, jatah sama pedagang," lanjutnya.
Dia menegaskan, selama permukiman masih ada di kawasan Jatibaru, aksi premanisme dengan modus menjaga keamanan dan meminta retribusi kepada PKL akan tetap ada. "Itu mereka dari belakang sana," kata dia. (X-15)
Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengeluhkan begitu banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pintu masuk sehingga membuat kawasan Los C dan H sepi.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta menertibkan pedagang kaki lima (PKL) pada alur pintu masuk mobil di Stasiun Pasar Senen.
Penertiban PKL di Stasiun Pasar Senen bertujuan untuk menjaga kelancaran lalu lintas, memastikan kebersihan area serta memperindah kawasan sekitar stasiun.
Setelah tiga tahap penertiban mulai dari Simpang Taman Safari hingga Puncak Pass, kini lahan-lahan yang sempat diduduki oleh para pedagang telah dipagari oleh para pemilik tanah.
Pengusaha Pejuang Bersatu (PPB) merupakan wadah organisasi yang diinisiasi stakeholder Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jaya.
Pembersihan jalur pedestrian tidak bisa sepenuhnya mengandalkan personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved