Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
FRAKSI Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI Jakarta menegaskan tidak setuju dengan ide Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ingin mengubah bekas gedung pemerintah pusat menjadi ruang terbuka hijau (RTH) maupun ruang terbuka biru (RTB).
Ide itu dilontarkan Anies manakala pemerintah pusat sudah menetapkan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Akibatnya, barang tentu akan ada banyak gedung yang kosong ditinggal penghuninya.
Anggota Fraksi PSI William Aditya Sarana menegaskan gedung-gedung eks pemerintah belum tentu tidak berperan. Sebab, ada rencana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk melakukan tukar guling gedung milik pemerintah kepada pihak swasta guna mendapat dana tambahan pemindahan ibu kota.
"Pada prinsipnya saya setuju bahwa harus ada banyak ruang terbuka hijau di DKI, tetapi apakah harus menggunakan gedung pemerintah yang akan ditinggal ini? Ini harus dipikirkan lagi. Karena gedung-gedung ini kan akan dipakai sebagai sumber dana pemindahan Ibu Kota dan ini kewenangan pusat. Maka harus ada dialog antara pemerintah pusat dan Pak Anies," ujarnya saat dihubungi Jumat (30/8).
Baca juga: Anies Ingin Trotoar Adil buat Pejalan Kaki dan PKL
Ia menilai daripada mengincar lahan dan gedung milik pemerintah pusat, Anies sebaiknya fokus menambah RTH dan RTB dari lahan-lahan tidur yang masih banyak tersebar di Jakarta.
"Kan banyak lahan di Jakarta yang tidak digunakan dan tidak jelas siapa pemiliknya. Itu saja," tandasnya.
Anggota DPRD DKI termuda yang berusia 22 tahun itu pun mengungkapkan jika Anies tetap ingin mengincar lahan dan gedung milik pemerintah pusat, harus ada prosedur yang dilalui serta Anies harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
"Pak Anies enggak bisa sewenang melempar wacana alih fungsi gedung sebelum berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Pak Anies kan utusan pemerintah pusat untuk DKI. Jangan ada disharmoni antara mereka," pungkasnya. (OL-2)
KETUA Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia memastikan bahwa ibu kota Republik Indonesia akan pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada tahun 2028.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan Kota Nusantara pada 2028 ditetapkan menjadi ibu kota politik.
Pemindahan ibu kota menunggu penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) terlebih dahulu.
Dia mengungkapkan beberapa fasilitas yang proses pembangunannya terus berjalan. Misalnya, pembangunan Istana Wakil Presiden (Wapres).
Menurut Asep, sistem pertahanan IKN harus harus jadi salah satu prioritas lantaran kawasan tersebut akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia di masa depan.
Mantan Menteri Pertanian itu juga mengungkapkan Calon Gubernur (Cagub) Jakarta, Ridwan Kamil juga memiliki pandangan yang sama. Sebab, RK merupakan kurator IKN.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia memastikan bahwa ibu kota Republik Indonesia akan pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2028.
Politisi Partai Golkar yang juga Anggota DPR RI Terpilih 2024-2029, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan, secara de facto, Ibu Kota Nusantara (IKN) saat ini sudah bisa digunakan sebagai ibu kota baru.
Sampai dengan 2024, Indonesia secara resmi memiliki 38 provinsi, termasuk hasil pemekaran terbaru dari wilayah Papua.
Pengamat nilai Keppres IKN belum terbit karena belum siapnya infrastruktur
Pembangunan IKN Nusantara bisa dijadikan momentum revitalisasi gerakan koperasi. Ratusan ribu ASN terpelajar ini bisa didorong membentuk ribuan Koperasi ASN.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved