Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
UDARA Jakarta menempati peringkat terburuk di dunia dan terpampang pada situs pemantau udara www.airvisual.com, Jumat (26/7). Pencemaran tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.
Langkah awal yang bisa diambil segera untuk mengurangi pencemaran udara Ibu Kota, menurut Direktur Eksekutif Walhi Tubagus Ahmad, Pemerintah Provinsi DKI memperketat pengawasan terhadap polusi industri.
“Penanganan jangka pendek sebetulnya bisa dengan mengawasi sumber pencemaran tidak bergerak seperti industri dan memperbanyak alat pemantauan pencemaran udara terutama yang bisa mendeteksi particulate matter (PM) 2,5,” papar Tubagus, Jumat (26/7).
Jika industri diawasi secara ketat, lanjutnya, niscaya limbah yang dihasilkan akan diolah sedemikian rupa sehingga tidak mencemari lingkungan tanah, sungai, hingga udara.
Situs pemantau udara www.airvisual.com menempatkan Jakarta pada posisi skor 184 atau yang terburuk di dunia dari segi kualitas udara pada Jumat (26/7) pagi.
Skor diberikan berdasarkan penghitungan jumlah enam polutan utama di udara, yaitu PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih, memburuknya kualitas udara Jakarta karena adanya proyek-proyek pembangunan. Kemacetan lalu lintas sebagai dampak langsung proyek pembangunan itu juga menyumbang polusi.
Andono meminta pengelola proyek lebih disiplin untuk mengatasi debu polutan sisa pembangunan yang terbang ke udara, termasuk tercecer di sekitar lokasi proyek.
“Kami dari Dinas Lingkungan Hidup mengimbau pelaku proyek sering-sering menyiram lokasi agar debu tidak bertebaran ke mana-mana. Kan begitu, minimal itu,” cetusnya.
Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbel Ahmad Safrudin menyebutkan penyebab terbesar polusi udara Jakarta terdapat pada kendaraan bermotor (47%), industri (25%), debu jalan (8%), pembakaran sampah (5%), konstruksi 4%, dan domestik (3%).
Solusinya, menurut Ahmad, kendaraan bermotor harus mengganti bahan bakar menjadi bahan bakar gas, razia emisi, hapus BBM tidak ramah lingkungan, adopsi kendaraan berstandar Euro IV (baik mesin diesel maupun bensin). (Put/*/J-1)
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved