Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

15% Pengemudi Dinilai tidak Layak Jalan

MI
03/6/2019 02:20
15% Pengemudi Dinilai tidak Layak Jalan
Tes Kesehatan Supir bus(ANTARA)

DINAS Kesehatan DKI Jakarta menemukan sebanyak 15% pengemudi angkutan Lebaran tidak layak jalan. Penemuan itu berlangsung sejak 29 Mei 2019 melalui pemerksaan kesehatan di terminal-terminal.

"Ditemukan oleh Dinas kesehatan 15% pengemudi tidak layak jalan. Kita bersyukur mengidentifikasi itu. Kalau tidak, risiko kecelakaan di jalan meningkat," Kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat kunjungan kerja di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Sabtu (1/6).

Dijelaskanya, kebanyakan dari pengemudi yang tidak layak jalan akibat kurangnya waktu istirahat sehingga memiliki tekanan darah yang tinggi.

"Kebanyak karena tekanan darah tinggi, mungkin karena kurang tidur jadi tekanan darahnya tinggi, ada juga yang gula darahnya tinggi," jelasnya.

Ia mengatakan, seluruh pengemudi angkutan luar kota yang menaiki dan menurunkan penumpang di Terminal Kampung Rambutan akan dilakukan pengecekan kesehatan oleh Dinas Kesehatan.

"Semua kendaraan yang masuk ke sini, pengemudinya harus diperiksa kesehatan dan proses pemeriksaan kesehatan sama di semua terminal, kemudian dari situ dideteksi siapa yang bermasalah dan siapa yang tidak," ungkapnya.

Ia menambahkan, semua pengemudi yang akan melakukan perjalanan diharuskan memiliki surat layak mengemudi dari Dinas Kesehatan yang memeriksa di tiap-tiap terminal.

"Mereka sebelum menyetir itu harus mendapatkan surat layak mengemudi yang dikeluarkan Dinas Kesehatan yang memeriksa mereka di tiap terminal. Itu bagian dari usaha kita untuk menjamin pemudik bisa pulang karena pengemudinya sehat," pungkasnya.

Dapat diketahui, mulai 29 mei 2019 hingga 31 mei 2019, sebanyak 1.224 bus berangkat dari Terminal Kampung Rambutan dengan total 33.197 penumpang. Sementara itu, sebanyak 2.066 bus tiba di Terminal Kampung Rambutan dengan total 22.234 penumpang.

 

Tes urine

Tidak jauh dari kawasa Jakarta Timur, tepatnya di Terminal Induk Kota Bekasi sebanyak 80 pengemudi bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dilaporkan juga menjalani pemeriksaan kesehatan dan tes urine. Pemeriksaan itu untuk memastikan kondisi awak bus sebelum mengangkut pemudik.

"Tes urine bagi sopir bus dilakukan untuk memastikan si sopir angkutan Lebaran dalam kondisi baik dan sehat sebelum mengangkut pemudik," ujar Kasat Narkoba Polres Metro Kota Bekasi Kota Komisaris Sigit, Jumat (31/5).

Menurut Sigit, pemeriksaan itu dilakukan demi memberi rasa aman kepada warga sehingga pemudik yakin bahwa bus yang mereka tumpangi itu bebas dari penyalahgunaan obat terlarang.

"Ini langkah antisipasi kita, supaya masyarakat bisa lebih aman. Ini kan kaitannya dengan nyawa orang karena saat musim mudik ada lonjakan penumpang," kata Sigit.

Sigit menjelaskan, seluruh sopir, termasuk yang baru datang, langsung mengikuti tes urine. Dalam tes itu ada tiga zat yang diuji, yaitu amphetamin, morfin, dan ganja. Hasilnya, semua sopir bus negatif.

Kasat Lantas Polres Metro Kota Bekasi AKBP Ojo Ruslani menekankan pentingnya menjaga keselamatan diri sendiri. Dirinya mengimbau agar pengemudi tidak kebut-kebutan di jalan dan patuhi rambu-rambu lalu lintas.

"Semoga langkah antisipasi yang dilakukan jajaran Polres Metro Bekasi Kota dibantu pemerintah melalui UPTD Puskesmas Marga Mulya ini bisa mengantisipasi kecelakaan yang diakibatkan human error atau kendaraan yang tidak layak jalan," tandas Ojo. (Rif/Gan/X-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya