Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
TIDAK adanya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau RPTRA dinilai menjadi salah satunya penyebab terjadinya tawuran di kawasan Kelurahan Pasar Manggis. Pasalnya, para remaja melampiaskan kegiatan dengan uji nyali dalam tawuran.
Ketua RW 04 Kelurahan Pasar Manggis, Setia Budi, Muhammad Dopi, membenarkan tidak adanya fasilitas RPTRA atau lapangan olahraga membuat para remaja di kawasan itu menghabiskan waktu dengan berkumpul di pinggir jalan hingga tak jarang berujung tawuran.
"Umumnya yang terlibat tawuran itu mereka tidak ada kegiatan. Kalau misalnya ada tempat olahraga atau RPTRA mereka sore main di situ, malamnya pasti capek dan tidur," kata Dopi.
Ia menambahkan, kebanyakan anak-anak yang terlibat tawuran juga karena putus sekolah. Bahkan, ada juga anak-anak yang mampu menamatkan pendidikan SMA namun tidak mendapatkan lapangan pekerjaan.
Baca juga: Orangtua Kurang Peduli, Pelaku Tawuran Diajak Diskusi dan Pelatih
Selain itu, kawasan padat penduduk ini juga banyak didatangi oleh masyarakat luar lainnya. Namun, rata-rata mereka tinggal di kontrakan rumah yang sempit sehingga pengawasan orangtua juga kurang.
"Banyak orang luar yang datang ke sini, mereka kontrak dan usaha di sini. Karena keluarganya ramai, tidak aneh kalau banyak anak-anak yang keluar malam, tidak ada tempat tidur di rumahnya," jelasnya.
Dopi tak memungkiri berbagai upaya juga telah dilakukan untuk menghentikan budaya tawuran yang telah lama terjadi di sana. Misalnya, Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan pernah menggelar pelatihan keterampilan.
Para peserta pelatihan juga mendapatkan bantuan paket toolkit untuk keperluan servis motor, seperti tas ransel, tang jepit, obeng set dan kunci set. Dengan cara ini, mereka dapat segera mendapatkan pekerjaan dan akan mencegah terjadinya tawuran antarpemuda.
"Iya, yang sudah dapat pelatihan dan kerja mereka tidak lagi ikutan tawuran, ini yang anak-anak SD, SMP dan SMA yang ikut-ikutan tawuran," terangnya.
Ia berharap setidaknya ada lahan bermain untuk anak-anak agar mereka bisa berolahraga dan melakukan aktivitas positif lainnya.
"Kurang kegiatan positif juga iya, makanya mereka yang tidak mengikuti pelatihan harusnya bisa berolahraga. Padahal penduduknya padat, tapi RPTRA saja nggak ada di sini," pungkasnya.
Diketahui Kelurahan Pasar Manggis memiliki luas 78 hektare yang meliputi 142 rukun tetangga (RT) dan 12 rukun warga (RW). Sedikitnya terdapat 5.000 jiwa penduduk yang menetap di RW 04 dengan 8 RT tersebut.(OL-5)
Setelah melakukan penyisiran, petugas berhasil menangkap mereka beserta barang bukti, yakni tujuh buah senjata tajam (sajam) dan dua botol minuman keras
Akibat peristiwa tersebut, dua remaja berinisial AR dan RM mengalami luka tembak serius dan kini tengah mendapatkan perawatan medis.
Salah satu tanda anak berpotensi terjerumus tindak kejahatan adalah ketika dia sulit berkomunikasi dengan keluarga, terutama dengan orangtua.
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Kasus tawuran antar kelompok remaja yang diduga menewaskan satu orang di Jalan Taruna Jaya, Cibubur, Jakarta Timur, masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
Peran orangtua sangat penting sebagai garda terdepan dalam mencegah aksi tawur remaja
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved