Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara

Haufan Hasyim  Salengke
27/8/2025 18:23
Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
Kegiatan edukasi gaya hidup sehat serta pentingnya dukungan keluarga dan komunitas dalam mencegah serta menghadapi kanker payudara di Rusun Rorotan, Jakarta Utara, Rabu (27/8).(Istimewa)

KANKER payudara menduduki peringkat pertama sebagai kasus kanker terbanyak di dunia. Menurut Dr. dr. M. Yadi Permana, Sp.B. Subsp. Onk, setiap tahunnya ditemukan setidaknya 2,2 juta kasus kanker payudara di seluruh dunia.

"Sebanyak 911.014 atau 43% ditemukan di kawasan negara-negara Asia," ujar Yadi saat menjadi pembicara dalam sosialisasi kesehatan sekaligus peringatan satu dekade kiprah Gerai Sehat Rorotan (GSR) bertema Together We Empower and Inspire bertempat di Rusun Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (27/8).

Pada kesempatan itu, Yadi juga menyoroti masih rendahnya kesadaran dan keengganan masyarakat memeriksakan keluhan gejala kanker. Dia bahkan menyebut banyak masyarakat pergi ke 'orang pintar' dulu seperti pengobatan alternatif baru ke dokter.

"Jadi banyak yang ke orang pintar dulu. Kalau sudah parah baru datang ke kami (dokter). Jangan seperti itu ya, bu," ujar Yadi kepada peserta.

Yadi menekankan pentingnya kesadaran deteksi dini kanker payudara adalah untuk meningkatkan peluang hidup pasien karena kanker yang terdeteksi lebih awal, terutama sebelum menyebar. Kanker yang terdeteksi pada stadium awal memiliki peluang penyembuhan yang lebih tinggi.

Deteksi dini bisa dilakukan perempuan melalui pemeriksaan rutin seperti Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) melalui USG payudara dan mamografi.

Sebanyak 150 ibu-ibu hadir pada kegiatan itu mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis, termasuk layanan mamografi sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

Siti, salah satu peserta dari Rorotan, mengaku bersyukur bisa mengikuti pemeriksaan gratis. “Saya jadi lebih tenang setelah dicek. Program kolaborasi seperti ini perlu sering diadakan, supaya kami para ibu lebih peduli dengan kesehatan sendiri,” tandas Siti.

Para peserta juga mendapat sesi edukasi tentang gaya hidup sehat, serta pentingnya dukungan keluarga dan komunitas dalam mencegah serta menghadapi kanker payudara.

Peringatan ini difokuskan pada kampanye kesadaran kanker payudara, selain pemeriksaan kesehatan umum. Program kolaborasi Dompet Dhuafa, PTTEP, dan GSR ini dipandang penting mengingat kanker payudara masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan Indonesia.

“Kami ingin mengingatkan bahwa deteksi dini adalah kunci. Dengan mamografi, ibu-ibu bisa lebih cepat mengetahui kondisi kesehatannya sehingga peluang sembuh lebih besar jika ada temuan,” ujar salah satu tenaga medis GSR, Munjidah. (B-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Haufan Salengke
Berita Lainnya