Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ada Batik Berbahan Malam dari Sawit di Inacraft 2025, Warnanya Lebih Kinclong

Iis Zatnika
06/2/2025 14:23
Ada Batik Berbahan Malam dari Sawit di Inacraft 2025, Warnanya Lebih Kinclong
Nugroho pemilik jenama batik Dua Negeri yang juga anggota FPKBL kini telah menggunakan malam berbahan sawit.(MI/Iis Zatnika)

Yuk ke  Inacraft 2025 yang digelar 5-9 Februari 2025 di JCC. Tahun ini, pameran aneka kriya dari penjuru Nusantara itu mengusung konsep keberlanjutan dan kolaborasi. Implementasi tema itu salah satunya bisa kita temui di area pameran yang ditempati Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL) yang menjual batik wax atau malam batik berbahan kelapa sawit. Malam berwarna putih susu itu dijual Rp30 ribu untuk ukuran 500 gram, bisa dibeli para perajin maupun pehobi yang tengah belajar membatik.

“Malam dari kelapa sawit ini sifatnya lebih menutup, dibandingkan yang biasa kita gunakan sebelumnya yang berbahan minyak bumi. Malam ini kan sifatnya menutupi area kain yang tidak ingin kita warnai. Dengan pemakaian malam dari sawit ini juga menghasilkan warna putih asli dari kain lebih bersih, tidak ada nuansa kuning seperti biasanya,” kata Nugroho pemilik jenama Batik Tjap Negri yang juga anggota FPKBL kepada Media Indonesia usai peluncuran Lilin Batik Kelapa Sawit Berkelanjutan di Inacraft 2025, Rabu (5/2).

Kegiatan ini merupakan kolaborasi FPKBL, WWF yang membantu pengembangan rencana aksi berkelanjutan serta mendukung pembelian produk berkelanjutan, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Apical Group sebagai pemasok kelapa sawit yang menjadi bahan baku malam batik, Center for Entrepreneurship Change, and Third Sector (CECT) Universitas Trisakti yang melakukan pendampingan, penelitian, dan edukasi, serta Control Union yang mendukung proses sertifikasi.

Nugroho menjelaskan, palm-based batik wax itu dibuat mandiri oleh FPKBL berbahan hydrogenated palm stearin, minyak sawit olahan berwujud butiran putih yang dikirim Apical Group dari pabrik refinasinya di Kawasan Marunda, Jakarta Timur.

“Jika dikaitkan dampak digantinya minyak bumi menjadi minyak sawit, di sini tentu saja ada inisiatif digantinya sumber tidak diperbarukan menjadi terbarukan, perlu kita apresiasi yang juga bisa dikonversi dampak ekonominya,” kata Market Transformation  Deputy Director Indonesia RSPO  Windrawan Inantha.

Apical Group sendiri, kata Head of Corporate Communication Prama Yudha Adnan, telah memiliki teknologi pengolahan atau hilirisasi minyak sawit yang mampu menghasilkan aneka kebutuhan rumah tangga, hingga bahan bakar pesawat terbang. “Indonesia sebagai negara dengan industri kelapa sawit terbesar kini menghasilkan produk-produk yang dekat dengan keseharian kita, mulai sabun mandi hingga minyak goreng hingga avtur atau bahan bakar pesawat. Kami menyebutnya dari dapur hingga avtur.”

Di area pameran FPKBL tersedia aneka kain batik tulis hingga cap yang proses pembuatannya menggunakan malam batik kelapa sawit, serta kegiatan membatik yang bisa dicoba langsung oleh pengunjung. (X-8)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya