Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PEREMPUAN merupakan bagian integral dari masyarakat, baik di desa maupun di kota. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan dalam kehidupan dan peran perempuan di kedua lingkungan tersebut.
Pendidikan adalah salah satu faktor utama yang membedakan perempuan desa dan kota. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi pendidikan di perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan. Pada 2021, 97,5% perempuan di kota memiliki akses pendidikan dasar, sementara di desa hanya sekitar 85,3%.
Pendidikan yang lebih tinggi di perkotaan memungkinkan perempuan kota untuk mengejar karier profesional dan berpartisipasi dalam berbagai bidang. Sebaliknya, perempuan desa sering kali terjebak dalam tradisi dan tanggung jawab rumah tangga yang menghambat akses mereka ke pendidikan lebih lanjut.
Baca juga : Memperingati Hari Perempuan Pedesaan Internasional: Mengakui Peran dan Tantangan Perempuan Pedesaan
Perempuan kota umumnya memiliki lebih banyak peluang kerja dibandingkan dengan perempuan desa. Menurut survei dari World Bank, 50% perempuan di kota terlibat dalam sektor formal, sementara hanya 20% perempuan di desa yang memiliki pekerjaan formal.
Perempuan desa cenderung terlibat dalam pekerjaan informal seperti pertanian, kerajinan tangan, atau pekerjaan rumah tangga. Meskipun pekerjaan ini penting, mereka sering kali tidak mendapatkan pengakuan atau upah yang layak. Sebaliknya, perempuan kota memiliki akses ke pekerjaan yang lebih beragam, termasuk di sektor industri dan jasa.
Akses terhadap layanan kesehatan juga menjadi perbedaan yang signifikan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, perempuan di desa memiliki akses yang lebih terbatas terhadap layanan kesehatan dibandingkan dengan perempuan di kota. Di pedesaan, kurang dari 60% perempuan menerima perawatan prenatal yang cukup, sedangkan di perkotaan, angka ini mencapai 85%.
Baca juga : Diet Mediterania Diyakini Bisa Memperpanjang Usia Perempuan, Terbukti lewat Studi 25 Tahun
Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan di pedesaan dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan anak. Ini termasuk tingginya angka kematian ibu saat melahirkan dan rendahnya angka imunisasi anak.
Perempuan di desa seringkali memiliki peran yang lebih tradisional dalam keluarga. Mereka biasanya diharapkan untuk mengurus rumah tangga dan anak-anak, serta terlibat dalam kegiatan pertanian keluarga. Sementara itu, perempuan kota sering kali lebih bebas untuk memilih jalur karier dan mengatur keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.
Sebuah studi oleh UN Women menunjukkan 70% perempuan di desa merasa tertekan dengan tanggung jawab rumah tangga, sedangkan di kota, angka ini hanya sekitar 40%. Perbedaan ini menunjukkan perempuan desa sering kali terjebak dalam norma sosial yang lebih konservatif.
Baca juga : Jangan Anggap Remeh! Nyeri Menstruasi Bisa Jadi Alarm Tubuh Akan Masalah Kesehatan Reproduksi
Penggunaan teknologi juga menjadi faktor pembeda yang signifikan. Perempuan kota lebih cepat mengadopsi teknologi digital dan memiliki akses yang lebih baik ke internet dan media sosial. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII,2021) menunjukkan lebih dari 70% perempuan di kota menggunakan internet secara aktif, dibandingkan dengan hanya 30% di desa.
Akses yang lebih baik ke teknologi memberikan perempuan kota lebih banyak peluang untuk terlibat dalam pendidikan, bisnis, dan aktivisme.
Perbedaan antara perempuan desa dan kota mencakup banyak aspek, termasuk pendidikan, pekerjaan, kesehatan, peran sosial, dan akses terhadap teknologi. Meskipun perempuan di kedua lingkungan memiliki tantangan mereka sendiri, perempuan kota cenderung memiliki lebih banyak peluang untuk berkembang secara pribadi dan profesional.
Penting bagi pemerintah dan organisasi masyarakat sipil untuk memahami perbedaan ini agar dapat merancang kebijakan dan program yang lebih efektif untuk memberdayakan perempuan, baik di desa maupun di kota. Dengan mendukung akses pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang kerja, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua perempuan. (washilah/unair/Z-3)
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Menstruasi yang normal dan teratur adalah tanda bahwa reproduksi perempuan dalam kondisi baik, dan tubuh secara keseluruhan dalam keadaan sehat.
Seiring dengan pertambahan usia pada perempuan serta kehamilan mampu menyebabkan penurunan kekuatan otot panggul dalam menopang organ-organ vital.
Perjuangan perempuan Indonesia hari ini ialah kelanjutan dari jejak-jejak lokal yang pernah berjaya, tapi kini dibingkai dalam ideologi negara, yaitu Pancasila.
BRInita merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI Peduli yang berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, pemberdayaan UMKM, dan pelestarian lingkungan.
POTENSI perempuan di sejumlah sektor harus mampu ditingkatkan melalui berbagai upaya pemberdayaan sebagai bagian dari langkah mengakselerasi pembangunan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved