Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DUDUK dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan otot-otot sekitar bokong melemah dan kehilangan massa otot. Hal tersebut disampaikan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi.
"Dengan duduk di kursi selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, dan bertahun-tahun seperti yang banyak dari kita lakukan, kita mengabaikan otot bokong kita dan akibatnya otot tersebut menjadi tidak terkondisikan dengan baik dan kehilangan massa otot," kata Andrew Bach, yang ditulis laman Health Sabtu (3/8).
Saat tubuh tidak banyak bergerak, otot bokong, termasuk juga otot deltoid, otot dada, otot paha belakang, dan lainnya tidak bekerja, kata Bach.
Baca juga : Hemaviton Ajak Warga Kota Bandung Jaga Kesehatan dengan Berolahraga
Duduk terlalu lama juga dapat menyebabkan otot-otot tampak berubah, kata kata Evan Johnson, DPT, direktur Och Spine Care Outpatient Physical Therapy di NewYork-Presbyterian.
Orang-orang mungkin menyadari bokong kursi kantor khususnya ketika otot gluteus maximus, yang memiliki area penampang melintang atau volume otot terbesar di tubuh, mulai menurun.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan otot-otot tersebut melemah, yang juga dapat disusupi oleh jaringan lemak, imbuh Johnson, sehingga otot tersebut menjadi kurang tangguh.
Baca juga : Angkat Beban Bisa Mencegah Penyakit Degeneratif, Berikut Tipsnya
Duduk berlebihan juga dapat menyebabkan otot memendek atau menegang, Bach menambahkan, sehingga mengubah penampilan kita.
"Hal ini dapat menyebabkan bokong tampak datar atau bokong menjadi sangat lunak dan berdaging jika otot digantikan oleh jaringan adiposa [atau] lemak," kata Johnson.
Otot bokong yang lemah dapat menyebabkan masalah seiring berjalannya waktu, termasuk ketegangan pada otot lain di paha dan punggung.
Baca juga : Turnamen Futsal dan Basket AMANAH Cup 2024 Gali Potensi Olahraga Pelajar di Provinsi Aceh
Secara teknis, jika seseorang duduk dalam posisi yang sama dalam waktu lama, ada kemungkinan tulang bokongnya dapat memberi terlalu banyak tekanan pada otot gluteal, kata Bach. Namun, hal ini cukup jarang terjadi.
Kelemahan yang tidak tertahankan ini dapat disertai mati rasa, kesemutan, dan nyeri, imbuh Bach. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, ia menyarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.
Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan tetap aktif dan mengaktifkan otot bokong secara teratur sepanjang hari. Itu bisa berarti bangun dari meja secara teratur, keluar untuk berjalan-jalan, atau menaiki tangga di kantor.
Anda mungkin juga ingin menggunakan meja berdiri untuk menghindari efek negatif dari duduk terlalu lama di tempat kerja, imbuh Bach. Jika tidak memiliki meja berdiri, Anda dapat mengaktifkan otot-otot saat duduk dengan melakukan gerakan meremas bokong atau mengangkat betis setiap 15 menit atau lebih, sarannya.
"Di luar kantor, ada juga latihan khusus yang dapat Anda lakukan untuk memperkuat bokong , termasuk bridge, clamshell, squat, dan step-up," kata Johnson. (Ant/H-2)
DALAM hal membentuk otot bokong, tidak semua latihan sama. Para ahli sepakat bahwa gerakan tertentu lebih efektif untuk membentuk dan memperkuat area ini.
Otot bokong yang tegang dapat menyebabkan postur tubuh buruk, peningkatan risiko selama berolahraga, dan nyeri menjalar ke seluruh kaki. Ini 10 peregangan otot bokong.
Cedera olahraga bisa dialami siapa saja, mulai dari atlet profesional hingga masyarakat umum yang rutin berolahraga.
Aktivitas olahraga harus dilakukan dengan bijak, yaitu sesuai dengan dosis dan selalu memperhatikan sinyal tubuh yang membutuhkan waktu pemulihan serta perbaikan.
Kolagen tidak hanya bermanfaat bagi kulit, tetapi juga menjaga kekuatan otot. Ditambah safron yang membantu melindungi tubuh dari radikal bebas.
Acara ini sebagai wujud nyata komitmen perusahaan untuk selalu hadir melindungi masyarakat Indonesia di setiap jenjang kehidupan.
SELAIN mengonsumsi makanan yang kaya kalsium, protein, dan vitamin D untuk mendukung pertumbuhan tulang, olahraga yang rutin juga bisa membantu menambah tinggi badan.
Festival ini telah berhasil menyatukan ribuan peserta dari berbagai kalangan usia dan latar belakang untuk menyadari pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan pikiran
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved