Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PENYAKIT herpes zoster juga dikenal dengan sebutan cacar api. Sebutan itu terkait dengan rasa nyeri yang ditimbulkan, seperti sengatan api. Penyakit ini disebabkan oleh reaktivasi virus cacar air, varicella-zoster virus, yang berdiam di tubuh.
“Seseorang yang pernah kena cacar air, meski sudah sembuh, virus penyebabnya akan tetap tinggal di tubuh dalam kondisi dorman alias tidak aktif. Nah, virus ini dapat kembali aktif (reaktivasi) menyebabkan herpes zoster atau yang dikenal juga dengan sebutan cacar api dan cacar ular,” terang Prof. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD pada temu media di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lebih dari 90% orang dewasa memiliki virus cacar air yang dorman pada tubuh mereka. Risiko mengalami herpes zoster meningkat seiring bertambahnya usia. “Sebagian besar kasus herpes zoster terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Selain itu, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih berisiko, seperti pengidap HIV/Aids, kanker, dan penyakit autoimun,” ujar dokter yang akrab disapa Prof. Samsu ini.
Baca juga : Ini Karakteristik Ruam Klinis yang Kerap Dijumpai pada Penderita Mpox
Herpes zoster menyebabkan ruam melepuh yang sangat menyakitkan, luka ini umumnya akan mengering dalam waktu 10-15 hari dan hilang dalam waktu 2-4 minggu. Ruam herpes zoster memiliki pola khas, mengikuti bentuk jaras saraf. Ruam dapat timbul di berbagai bagian tubuh, seringnya hanya terjadi di satu sisi, kiri atau kanan saja. Misalnya, di lengan kanan, di punggung kiri, atau di wajah sisi kanan. Sebelum timbul ruam, ada beberapa gejala yang mendahului, antara lain demam, sakit kepala, sakit perut, kesemutan, nyeri dan/atau gatal di area serangan.
Herpes zoster dapat menimbulkan sejumlah komplikasi. Salah satunya ialah neuralgia pascaherpes, yaitu nyeri menyakitkan yang berlangsung dalam jangka lama pada bekas ruam. “Nyeri ini bisa berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun meski ruam sudah hilang. Akibatnya, pasien dapat mengalami efek psikologis, seperti depresi,” kata dr. Paulus Sugianto, Sp.N, perwakilan dari Pokja Neuroinfeksi dan Neuroimunologi Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi.
Ketika mengalami ruam atau lepuhan karena herpes zoster, segera konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Beberapa obat antivirus tersedia untuk mengobati herpes zoster dan mempersingkat durasi dan tingkat keparahan penyakit. Obat-obatan ini paling efektif jika mulai diminum sesegera mungkin dalam waktu kurang dari 72 jam setelah ruam muncul. “Pasien perlu memastikan bahwa ruam tetap bersih dan kering untuk mengurangi risiko infeksi. Mereka dianjurkan untuk memakai pakaian longgar dan menggunakan kompres dingin beberapa kali sehari,” ucap dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, dr. Nurwestu Rusetiyanti, Sp.DVE.
Baca juga : Komisi Penanggulangan AIDS Klaten Gelar Sosialisasi Pencegahan HIV/AIDS
Herpes zoster dapat dicegah dengan vaksinasi. Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) telah memperbarui Jadwal Imunisasi Dewasa dengan menambahkan vaksinasi herpes zoster sebagai salah satu yang direkomendasikan.
“Orang dewasa berusia 50 tahun ke atas dan mereka yang berusia 18 tahun ke atas dengan kondisi imunokompromais (melemahnya sistem imun), dianjurkan menjalani vaksinasi herpes zoster,” ujar Prof Samsu yang juga Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa Papdi.
Ia menjelaskan, seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh mulai melemah dan kemampuan untuk mencegah reaktivasi virus berkurang. Vaksinasi ditujukan untuk mencegah reaktivasi virus tersebut. “Mereka yang pernah kena herpes zoster dapat mengalami kekambuhan. Mereka juga bisa melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan,” pungkas Prof. Samsu. (B-1)
Cacar api merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster, virus yang sama dengan yang menyebabkan cacar air, yang umumnya diderita saat masa kanak-kanak
Faktor risiko cacar api yang paling sering mencetuskan terutama pada dewasa muda itu adalah stres, saat resikonya akan meningkat sekitar 47 persen.
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Cacar api, atau secara medis dikenal sebagai herpes zoster, adalah penyakit yang disebabkan oleh aktifnya kembali virus varicella-zoster—virus yang juga menyebabkan cacar air
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Nyeri saraf jangka panjang atau nyeri pascaherpes (NPH) pada lokasi ruam cacar api dapat berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah cacar api sembuh
Kelompok usia lebih lanjut memiliki kekebalan tubuh yang berbeda dengan usia dewasa muda sehingga memungkinkan tingginya risiko terkena penyakit.
Vaksin PCV15 telah disetujui BPOM untuk diberikan kepada dewasa guna memberikan perlindungan terhadap 15 serotipe bakteri pneumokokus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved