Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Ketahui Penyebab Bau Ketiak dan Cara Mengatasinya

Indriyani Astuti
22/8/2024 10:28
Ketahui Penyebab Bau Ketiak dan Cara Mengatasinya
(freepik)

 

KETIAK yang bau mungkin membuat Anda minder. Masalah ini mungkin dialami sejumlah orang. Ketiak berbau ketika Anda berkeringat  bersentuhan dengan bakteri di kulit. Ada beberapa cara untuk dapat membantu mengurangi bau badan. 

Dilansir dari Inhealth, umumnya dikenal sebagai bau badan (BO) dan secara teknis disebut bromhidrosis, bau ketiak biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu meminimalkan dan mencegah bau ketiak.

Baca juga : 10 Penyebab Motor Bebek Tiba-tiba Mati saat Dikendarai, ini Cara Mengatasinya

 

Apa penyebab ketiak bau?

Tubuh Anda ditutupi dengan kelenjar keringat karena berkeringat adalah fungsi penting yang membantu kita menenangkan diri. Ada dua jenis utama kelenjar keringat: ekrin dan apokrin: Kelenjar ekrin: Kelenjar ini menutupi sebagian besar tubuh Anda dan terbuka langsung di permukaan kulit. Kelenjar apokrin: Ini terjadi di area yang banyak mengandung folikel rambut, seperti selangkangan dan ketiak. 

Baca juga : Setir Kemudi Sering Bermasalah? Berikut Cara Mengatasinya

Alih-alih membuka hingga ke permukaan kulit, kelenjar apokrin bermuara di folikel rambut dan kemudian membuka ke permukaan. Saat tubuh Anda memanas, kelenjar ekrin mengeluarkan keringat yang mendinginkan tubuh Anda. Biasanya tidak berbau sampai bakteri di kulit Anda mulai memecahnya. 

Makanan dan minuman tertentu yang Anda konsumsi, serta jenis obat tertentu, juga dapat menyebabkan keringat ekrin mengeluarkan bau. Kelenjar apokrin bekerja terutama di bawah tekanan, mengeluarkan cairan yang tidak berbau. Cairan ini mulai menimbulkan bau ketika bersentuhan dengan bakteri di kulit Anda. Kelenjar ini baru mulai bekerja pada masa pubertas, itulah sebabnya biasanya saat itulah orang mulai merasakan bau badan. Meskipun hal ini normal, beberapa orang berkeringat lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini disebut hiperhidrosis. 

Penderita hiperhidrosis mengeluarkan keringat berlebih, terutama di tangan, kaki, dan ketiak. Jika dokter Anda mengira Anda mungkin menderita kondisi ini, mereka dapat melakukan tes untuk memastikan diagnosis dan memberikan pengobatan.

Baca juga : Susah Tidur dan Gelisah di Malam Hari? Ini 7 Cara Mengatasi Insomnia

Cara mengatasi ketiak bau

Cara mengatasi ketiak bau tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab bau badan. Bau tersebut mungkin muncul karena kebersihan yang tidak efektif atau penggunaan produk yang tidak tepat, atau mungkin ada kondisi medis mendasar yang memerlukan perawatan. Ketika kebersihan ada di balik ketiak yang bau Menggunakan antiperspiran atau deodoran yang dijual bebas (OTC) (atau kombinasi antiperspiran-deodoran) setelah mandi setiap hari dapat membantu mengatasi bau ketiak.  Antiperspiran membantu mengurangi jumlah keringat yang dihasilkan dengan memblokir sementara pori-pori yang mengeluarkan keringat. Semakin sedikit keringat yang keluar ke permukaan kulit, semakin sedikit pula bau yang dihasilkan. 

Sedangkan deodoran menghentikan bau keringat tetapi tidak menghentikan keringat itu sendiri. Produk-produk ini sering kali berbahan dasar alkohol, sehingga membuat kulit Anda menjadi asam. Hal ini mencegah terbentuknya bakteri pemicu bau. Ketika hiperhidrosis menyebabkan bau badan pada ketiak dan deodoran yang dijual bebas tidak efektif, bicarakan dengan dokter Anda tentang deodoran yang dapat diresepkan atau suntikan Botox. 

Meskipun banyak yang mengetahui Botox karena kegunaannya dalam menghaluskan kerutan di wajah, Botox juga memiliki beberapa kegunaan praktis lainnya. Suntikan Botox ke kelenjar keringat dapat mengurangi keringat dan bau. Ini adalah pengobatan umum untuk penderita hiperhidrosis. Botox bukanlah solusi permanen. Efek suntikan hanya bertahan beberapa bulan, jadi Anda harus mengulangi prosedur ini sesering yang diperlukan.  (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya