Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kenali 10 Bahaya Operasi Plastik 

Eve Candela F
11/8/2024 20:10
Kenali 10 Bahaya Operasi Plastik 
Ilustrasi- operasi plastik(freepik)

SAAT ini, banyak orang yang melakukan operasi plastik untuk mempercantik penampilan diri. Sayangnya, tidak sedikit juga yang mengetahui bahaya dari operasi plastik. 

Operasi plastik bisa dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan penampilan cantik. Pisau bedah dipercaya efektif untuk memperbaiki ketidaksempurnaan tubuh dalam waktu singkat.

Tanpa disadari, bahaya dari operasi plastik sangatlah serius. Meskipun dokter dapat mengurangi bahaya operasi plastik, ada baiknya untuk meningkatkan kesadaran mengenai bahaya operasi plastik.

Baca juga : Global Skinquisite Centre Dibuka di Jakarta

Bahaya dari operasi plastik yang perlu diketahui

1. Infeksi

Kontak dengan mikroba di dalam tubuh saat operasi dapat menyebabkan infeksi. Menurut data, infeksi terjadi pada 1,1% hingga 2,5% prosedur pembesaran payudara, seperti infeksi selulitis (infeksi kulit).

Gejala selulitis adalah kulit menjadi merah, bengkak, terbakar dan sangat nyeri. Untuk mencegah infeksi, dokter dan tim melakukan prosedur secara steril. Namun perawatan pascaoperasi juga penting. Jika luka tidak dirawat dengan baik maka infeksi dapat timbul.

2. Perdarahan

Bahaya operasi plastik selanjutnya adalah perdarahan. Perdarahan dapat digolongkan sebagai faktor bahaya dalam operasi plastik, terutama jika pasien didiagnosis mempunyai kondisi medis.

Baca juga : Ingin Lakukan Operasi Plastik? Ini Lima Hal yang Harus Anda Lakukan

Perdarahan yang tidak kunjung berhenti dapat menimbulkan komplikasi seperti memar pada kulit berwarna biru kehitaman (hematoma). Hematoma kronis dapat menimbulkan masalah pada jaringan kulit. Bahkan hematoma bisa berakibat fatal, yang menyebabkan infeksi.

3. Nekrosis atau Kematian Jaringan

Nekrosis adalah kematian jaringan yang disebabkan kurangnya pasokan oksigen ke beberapa bagian tubuh (terutama pada area tubuh yang telah menjalani operasi). Bahaya kematian jaringan melalui bedah kosmetik normal sangat jarang terjadi. Namun, nekrosis ini berisiko pada operasi plastik, seperti facelift, pengecilan payudara, dan area perut.

Perokok sangat rentan terhadap bahaya operasi plastik ini. Sebab, perokok cenderung mengalami penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya pengiriman oksigen ke jaringan tubuh.

Baca juga : Drew Barrymore Ogah Operasi Plastik

4. Bahaya Komplikasi (Trombosis vena dalam dan emboli paru)

Trombosis vena dalam adalah suatu kondisi di mana gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki. Ketika gumpalan darah pecah, darah mengalir ke paru-paru dan menjadi emboli paru.

Bahaya komplikasi akibat operasi plastik jarang terjadi. Namun, pembekuan darah bisa berakibat fatal. 

Sebuah penelitian dalam Journal of Aesthetic Surgery (2017) menyebutkan efek samping ini hanya dialami 0,09% pasien operasi plastik. Selain itu, operasi plastik pada perut memiliki risiko lebih besar terjadinya trombosis vena dan emboli paru.

Baca juga : Agar Bedah Plastik Maksimal, Pilih Klinik Berkualitas dan Dokter Kompeten

5. Kerusakan Saraf

Kerusakan saraf adalah salah satu efek samping dari banyak jenis operasi. Mati rasa dan kesemutan sering terjadi setelah operasi plastik dan mungkin mengindikasikan kerusakan saraf. Sebagian besar kerusakan saraf bersifat sementara, namun bisa menjadi efek samping operasi plastik jangka panjang yang permanen.

6. Gangguan Autoimun

Sebuah studi tahun 2019 menemukan hubungan antara perempuan yang menerima implan silikon dan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis. Data menunjukkan beberapa perempuan menderita kondisi yang sangat langka, termasuk sindrom Sjögren dan skleroderma.

Sjögren adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru memproduksi antibodi yang membunuh sel-sel sehat di kelenjar air liur dan air mata. Sementara skleroderma, yaitu sistem kekebalan tubuh yang seharusnya membunuh bakteri, virus atau patogen, namun menyerang jaringan tubuh yang sehat atau normal.

7. Masalah Kesehatan Mental

Bedah kosmetik dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, karena bagimanapun mengubah sikap akan menyebabkan emosi menjadi naik turun. Dengan demikian, proses dan hasil estetika mungkin memiliki implikasi signifikan bagi mereka yang memiliki riwayat kesehatan mental.

8. Seroma (Penumpukan Cairan)

Seroma merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika serum atau cairan tubuh bening terkumpul di bawah permukaan kulit. Kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan dan terkadang nyeri atau bahkan infeksi. Seroma adalah salah satu komplikasi operasi plastik yang paling umum, terjadi pada 15% hingga 30% pasien yang menjalani operasi.

9. Komplikasi anestesi

Anestesi merupakan obat bius yang pasien dapat ketika menjalani operasi agar tidak merasakan sakit. Terkadang hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti penyakit paru-paru, stroke, penyakit jantung, dan kematian. 

Terbangun di tengah operasi sangat jarang terjadi, namun bisa menjadi masalah. Risiko dari anestesi yang lebih umum, meliputi gemetar, mual dan muntah, serta bingung atau disorientasi saat bangun tidur.

10. Kematian

Kematian adalah bahaya operasi plastik yang jarang terjadi. Persentasenya mungkin kurang dari 1%. Data dari Plastic and Reconstructive Surgery (2019) menunjukkan antara tahun 2012-2017 terdapat 42 kematian di AS akibat operasi plastik. Lebih dari 25 kematian dalam operasi plastik disebabkan trombosis vena dalam dan emboli paru. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya